Perempuan tersebut adalah Santik (32), warga RT 5 RW 6, Dusun Gedang Keret, Desa Banjardowo, Kecamatan/Kabupaten Jombang. Dia datang ke kantor kecamatan mengajak salah satu putrinya yang berusia 4 tahun.
Ibu tiga anak ini ingin bertemu langsung dengan Camat Jombang. Dia ingin mengadukan nasibnya yang selama ini belum pernah mendapatkan bantuan sosial apapun dari pemerintah.
"Semua warga tidak mampu di desa saya dapat PKH (Program Keluarga Harapan), kenapa saya ga dapat. Apa bedanya dengan saya, saya kan orang tidak punya," kata Santik kepada wartawan di kantor Kecamatan Jombang, Selasa (29/1/2019).
Sehari-hari Santik mencari nafkah sebagai pemulung di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Banjardowo. Penghasilannya rata-rata Rp 10-25 ribu. Sementara sang suami hanya kuli bangunan yang kerjanya tak menentu.
Seperti warga miskin lainnya, Santik berharap mendapatkan PKH. Sehingga dirinya tak kewalahan memenuhi kebutuhan hidup dan pendidikan ketiga anaknya.
Namun, upayanya mengajukan ke Pemerintah Desa Banjardowo selama bertahun-tahun, sampai saat ini belum membuahkan hasil. Perangkat desa, mulai RT, Kepala Dusun, hingga Kepala Desa hanya memberinya angin surga.
"Ke pak RT katanya keputusan dari atas. Ke Pak Polo (Kepala Dusun) katanya nanti kalau ada bantuan. Terus saya ke Kades dilempar ke Pak Polo, makanya saya ke Pak Camat," ujarnya.
Sayangnya, upaya Santi bertemu Camat Jombang tak membuahkan hasil. Pasalnya, orang nomor satu di Kecamatan Jombang itu sedang tak ada di kantornya. Santik pun terpaksa pulang dengan tangan hampa.
Sementara Kepala Desa Banjardowo Muhammad Irwanto berdalih telah memerintahkan para Kepala Dusun untuk mendata warga miskin yang belum menerima bantuan sosial.
"Kepala Dusunnya saya konfirmasi katanya sudah didata, tapi nyatanya dia (Santik) belum masuk data di Dinas Sosial," terangnya. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini