"Khotib sekarang bacaan Alqurannya, plentang plentong. Masyaallah. Kemarin saya katakan, khotib kalau bukan dari NU, salah semua. Pada marah, biarin," kata Said dalam sambutannya di acara Rakornas LDNU di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin (28/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Said, tak boleh ada khotbah yang membuat jemaah Salat Jumat ketawa atau menangis. Said juga menegaskan khotbah tidak boleh bernuansa provokasi tapi harus mengajak kepada ketakwaan.
"Kalau ceramah silakan. Nggak boleh bikin orang ketawa. Nggak boleh bikin orang emosinya naik kemudian marah, nggak boleh bikin orang nangis, nggak boleh, makruh. Khotbahnya disedih-sedihkan, nggak boleh, nggak baik. Khotbahnya diprovokasi, marah-marah, nggak baik. Khotbah itu wasiyat bittaqwa," ujarnya.
Pernyataan Said mengenai 'imam, khatib, dan KUA harus dari NU' menjadi kontroversi sejak 24 jam terakhir. Usai acara di bidakara pada hari ini, wartawan menanyakan kepada Said mengenai pernyataannya itu. Said menyatakan apabila khatib bukan dari NU, maka dikhawatirkan isi khotbah radikal.
"Kalau imamnya bukan dari NU, dikhawatirkan radikal khotbahnya, provokasi, mencaci maki. Itu yakin yang khotbah begitu itu bukan NU itu, saya jamin. Yang khotbah seperti itu, bukan NU. Khotbah NU tidak ada. Seperti Sunda Kelapa, Masjid Istiqlal nggak ada itu karena dipegang oleh orang NU," kata Said menjawab pertanyaan wartawan. (knv/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini