Meski tak terlibat dalam pembuatannya, Pemkot Bandung sebagai tuan rumah berharap keberadaan tol tersebut tidak hanya bisa mengurai kemacetan tapi juga berjalan sesuai aturan yang ada di Kota Bandung, salah satunya mengenai Kawasan Cagar Budaya (KCB).
Kepala Bappelitbang Kota Bandung Hery Antasari mengatakan dari desain awal NS-Link akan melintas di sepanjang Jalan Supratman sebelum akhirnya berhenti di Pusdai. Di Supratman sendiri berjajar bangunan yang masuk dalam KCB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu di sepanjang jalan tersebut juga menjadi salah satu titik kawasan hijau yang ditumbuhi banyak sekali pohon. Sehingga jika NS-Link tetap melintas di kawasan tersebut dikhawatirkan akan mengganggu bahkan mengurangi jumlah pohon.
Menurut Hery pihak CMLJ telah melakukan paparan mengenai hal tersebut. Dalam paparannya CMLJ akan mengatur ketinggian dan memberikan celah agar sinar matahari tetap bisa masuk di sepanjang Jalan Supratman.
"Tapi tetap kita usulkan Plan A dan B. Plan A kita minta dibuat underpass saja, walau pun kita tahu itu mahal. Atau Plan B lebih baik belok ke Cicaheum langsung," katanya.
Hery mengatakan Plan B bisa menjadi pilihan dalam menyiasati hal tersebut. Sebab sesuai program pembangunan NS-Link nantinya akan tersambung dengan Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR) yang merupakan tol dalam kota dari Gerbang Tol Pasteur-Ujungberung-Gedebage.
"Jadi tidak usah lurus dulu ke Supratman lalu Pusdai. Tapi belok langsung ke Cicadas (Ahmad Yani), nanti bertemu BIUTR di Cicaheum langsung," ucapnya.
Meski begitu Hery mengaku hingga kini masih menunggu hasil pembahasan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang saat ini masih dibahas Pemprov Jabar. Nantinya RTRW tersebut akan menjadi landasan pembangunan.
Selain itu, hari ini rencananya Pemkot Bandung akan menggelar ekspose di Kementerian PUPR untuk membahas kelanjutan BIUTR agar berbarengan selesai dan tersambung dengan NS-Link. (tro/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini