Untuk di daerah Pattallikang, pusat bencana tanah longsor berada di wilayah Pattiro. Di sana, masih puluhan orang yang dinyatakan hilang.
"Ini wilayah Pattiro saja ada puluhan orang yang hilang. Kemarin sudah ada sekitar 6 orang yang ketemu dan meninggal," kata salah seorang warga Pattallikang, Sarifah, kepada detikcom, Kamis (24/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang tinggal di dalam rumah langsung tertimbun tanah dari atas," ujar Ahmad.
Dia mengatakan, sepanjang hari itu berkali-kali dia mendengar suara gemuruh dari tanah. Suara tersebut diiringi suara guntur yang disertai hujan yang sangat deras. "Itu kalau ke sana, tanah longsor itu semua tapi jalan aksesnya susah dicapai," ungkapnya.
Dia menambahkan, beberapa wilayah lainnya seperti di Bungaya juga terkena longsoran tanah. Malahan wilayah inilah yang dianggapnya paling banyak korban jiwa di sana.
"Di sana juga masih banyak orang yang hilang. Katanya sudah ada yang ditemukan meninggal" ujarnya.
Desa ini seharusnya bisa diakses dengan cepat dari Kabupaten Gowa. Namun, sejak ambruknya jembatan Jenelata pada Selasa (22/1) kemarin, akses ke wilayah ini semakin sulit. Khususnya ke Desa Bungaya, harus ditempuh sekitar 10 kilometer dari Desa Pattalikang. Masalahnya, akses menuju ke dua desa ini juga terputus oleh jalan longsor.
Siang ini, seorang warga Desa Pattallikang atas nama Rahmatia (41) ditemukan meninggal. Ahmad mengatakan mayatnya segera dibawa ke rumah keluarga untuk dimakamkan segera.
Sementara itu, berdasarkan laporan Posko Induk Kabupaten Gowa yang masuk hingga pukul 13.30 Wita, telah ditemukan 14 warga dalam kondisi meninggal di Desa Bungaya. (fiq/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini