Juru bicara BPD Prabowo-Sandi Jateng, Sriyanto Saputro, mengatakan sudah mendapatkan laporan soal sebaran tabloid tersebut dan juga isi kontennya. Ia menyoroti headline yang berjudul 'Reuni 212: Kepentingan Umat atau Kepentingan Politik?'.
"Heran, kok ini dengan cara apa lagi. Intinya ini ingin memprovokasi seolah ingin degradasi gerakan umat, 212," kata Sriyanto kepada detikcom, Rabu (22/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Sriyanto, selain artikel yang mengarah penilaian negatif pada capres Prabowo Subianto, isu agama juga banyak dibahas. Namun ia beranggapan artikel tentang agama itu justru memecah belah Islam di Indonesia.
"Itu mengadu domba seolah umat Islam terpecah belah, ada kelompok yang merasa paling baik dan ada yang dihubungkan dengan ISIS," ujarnya.
Namun ia menegaskan tidak menuduh pihak manapun terkait beredarnya tabloid tersebut. Meski demikian Sriyanto menduga dicetak dan diedarkannya tabloid 'Indonesia Barokah' itu merupakan bentuk kepanikan.
"Kalau disimpulkan, ini sebuah kepanikan. Mempengaruhi umat tapi justru umat makin solid, tidak ngaruh, biar saja," tegasnya.
Sriyanto berharap Bawaslu dan pihak terkait lainnya menelusuri peredaran tabloid yang disebar ke masjid-masjid tersebut. Ia juga mengimbau agar relawan dan tim Prabowo-Sandi fokus dalam pemenangan pemilu.
"Harapan kami relawan Prabowo fokus pemenangan, jangan terpancing emosi," ujarnya.
Untuk diketahui tabloid Indonesia Barokah dikirim ke masjid-masjid di Jateng dan Jabar dengan kemasan amplop cokelat berisi 3 eksemplar tabloid.
Bawaslu sudah mendapat laporan tersebut dari warga. Penanganan menggandeng dari Dewan Pers untuk menelusuri apakah berita sesuai dengan kaidah jurnalistik dan terkait badan hukum media tersebut.
Ikuti perkembangan Pemilu 2019 hanya di detik.com/pemilu (alg/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini