3 Minggu, Penderita Demam Berdarah di Lamongan 85 Orang

3 Minggu, Penderita Demam Berdarah di Lamongan 85 Orang

Eko Sudjarwo - detikNews
Senin, 21 Jan 2019 14:16 WIB
Foto: Eko Sudjarwo
Lamongan - Penderita demam berdarah dengeu (DBD) di Lamongan mulai meningkat. Hingga minggu ketiga Januari 2019, penderita DB yang dirawat di RSUD dr Soegiri dan sejumlah Puskesmas di Lamongan, 85 orang.

Angka tersebut jauh bertambah jika dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya sebanyak 40 penderita.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Lamongan, Bambang Susilo, ada lima kecamatan di Lamongan yang merupakan endemis DBD. Yaitu Kecamatan Lamongan, Babat, Paciran, Tikung dan Sugio.

"Untuk meminimalisir munculnya demam berdarah, warga seharusnya selalu menjaga kebersihan lingkungan sebagai langkah antisipasi merebaknya nyamuk Aedes aegypti," kata Bambang kepada wartawan di kantornya Jalan Wahidin Sudirohusodo, Senin (21/1/2019).


Menurut Bambang, Dinkes Lamongan sudah mengirim surat ke seluruh UPT Puskesmas, agar waspada lonjakan penderita DBD pada awal musim penghujan dan cuaca ekstrem. Bambang meminta agar pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) lebih disiagakan.

"Upaya lain adalah pemberian abatisasi di daerah endemis secara gratis dan juga fogging dengan fokus di sekitar rumah penderita positif DBD," tambahya.

Bambang mengimbau masyarakat yang mengalami sakit panas dan kemungkinan ada tanda-tanda terserang DBD, segera memeriksakan diri ke puskesmas atau pelayanan kesehatan terdekat.

"Gejala atau ciri-ciri serangan nyamuk Aedes aegypti di antaranya demam tinggi mendadak 2 hingga 7 hari. Selain itu ada ruam pada kulit, nyeri belakang mata, manifestasi perdarahan yang ditandai dengan bintik-bintik merah pada kulit. Dan jika kulit diregangkan, warna tetap terlihat. Ada juga mimisan, muntah darah serta BAB berdarah, biasanya berwarna hitam," papar Bambang


Meluasnya serangan nyamuk Aedes aegypti juga memicu keresahan warga Lamongan. Termasuk warga Kota Lamongan yang setiap tahunnya menjadi wilayah endemis DBD. Sebagian besar pasien demam berdarah itu terlambat mendapat perawatan karena pihak keluarga mengira penderita hanya gejala panas biasa yang terjadi karena pergantian musim.

"Kami semula hanya meyakini kalau panas badan anak saya itu akibat pergantian musim," jelas Salamah, salah satu keluarga penderita DB di RSUD dr Soegiri pada wartawan.

Salamah berharap Dinkes melakukan gerakan penyemprotan atau fogging. Agar Aedes aegypti tidak berkembang pupulasinya secara luas dan cepat.

"Kami khawatir akan meluas, apalagi ini masuk musim awal penghujan," tandas Salamah.


Simak Juga 'Demam Berdarah Mulai Mengintai, Begini Ciri-cirinya':

[Gambas:Video 20detik]


3 Minggu, Penderita Demam Berdarah di Lamongan 85 Orang
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.