"Kami tidak ada persiapan apa-apa. Tapi kalau memang itu betul tanggal 15 Februari keponakan saya (Puput) dinikahi pak Ahok, biasanya orang Jawa selalu nyekar leluhur," terang pakdhe Puput, Sucipto, kepada detikcom, Sabtu (19/1/2019).
Diungkapkan Sucipto, beberapa hari yang lalu, Yono, ayah Puput, sempat meminta agar keluarga di Nganjuk berziarah ke makam kakeknya Puput.
Amanah itu pun telah ditunaikan oleh keluarga pada hari Kamis (17/1) kemarin.
"Kalau Yono itu biasanya sregep (rajin) nyekar karena ngerti dan saya ajarkan jangan lupakan leluhur," terangnya.
Namun selain berziarah, keluarga di Nganjuk mengaku tidak diberi pesan apapun, semisal mencetak undangan. Hal inilah yang menguatkan keyakinan keluarga jika pernikahan itu tidak akan berlangsung di Nganjuk.
"Kayaknya ndak mungkin di Nganjuk, kemungkinan di Jakarta. Belum ada soal undangan untuk orang Nganjuk. Mungkin hanya keluarga dekat saja. Dan kita juga tidak pernah mengusulkan untuk mengundang siapapun karena itu urusan yang di Jakarta sana," sahut Sunarwatik, istri Sucipto.
Watik menambahkan hingga kini keluarga di Nganjuk belum tahu pasti tentang rencana pernikahan ini. Yang tahu hanyalah Puput dan ayahnya saja.
"Pada intinya keluarga di Nganjuk selalu mendukung apa yang terbaik untuk Puput dan Ahok jika memang benar akan menikah," ujarnya. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini