Jawab PAN soal Ba'asyir, Hanura: Kubu Prabowo Tak Pertimbangkan Kemanusiaan

Jawab PAN soal Ba'asyir, Hanura: Kubu Prabowo Tak Pertimbangkan Kemanusiaan

Kanavino Ahmad Rizqo - detikNews
Jumat, 18 Jan 2019 19:32 WIB
Inas Nasrullah (Foto: dok. pribadi)
Jakarta - Partai Hanura menyindir kubu pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang mencurigai adanya tujuan politis di balik pembebasan terpidana kasus terorisme Ustaz Abu Bakar Ba'asyir oleh Presiden Joko Widodo. Hanura menyebut kubu Prabowo-Sandi masih bermental Orde Baru dan tak mempunyai rasa kemanusiaan.

"Kecurigaan kubu Prabowo-Sandi bahwa ada tujuan politis di balik pembebasan Ba'asyir oleh Jokowi menunjukkan masih kuatnya perilaku Orba di kubu Prabowo-Sandi, di mana kemanusiaan tidak pernah menjadi pertimbangan dalam kebijakan bernegara," kata Ketua DPP Hanura Inas Nasrullah Zubir dalam keterangannya, Jumat (18/1/2019).


Inas lantas menjelaskan pertimbangan Jokowi mengizinkan Abu Bakar Ba'asyir bebas dari hukuman. Ba'asyir, disebut Inas, terbukti menjadi perencana dan penyandang dana pelatihan kelompok bersenjata di pegunungan Jantho, Aceh, pada 2010.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abu Bakar Ba'asyir ditahan sejak 2011 dan sudah menjalani dua pertiga masa tahanan dari putusan 15 tahun penjara. Inas juga menyebut Ba'asyir kerap bolak-balik ke rumah sakit untuk menjalani perawatan atas penyakit yang diidapnya.

"Abu Bakar Ba'asyir dalam usianya yang 80 tahun ini mengalami sakit kelainan pembuluh darah vena berkelanjutan atau chronic venous insufficiency bilateral, sehingga harus menjalani beberapa kali perawatan di luar lapas. Kondisi di ataslah yang menjadi pertimbangan kemanusiaan bagi Jokowi dalam membebaskan Abu Bakar Ba'asyir dalam waktu dekat ini," tuturnya.


Inas menilai masyarakat perlu khawatir jika Prabowo-Sandiaga terpilih pada Pemilu 2019. Dia takut rasa kemanusiaan tak akan hadir jika paslon nomor urut 02 itu terpilih.

"Oleh karena itu, kita perlu khawatir, jika Prabowo terpilih menjadi presiden, pertimbangan kemanusiaan tidak akan pernah ada lagi, melainkan yang hadir adalah kekuasaan absolut di bawah tangan besi Prabowo Subianto," ujar Inas.


Sebelumnya, PAN menyebut langkah tersebut sebagai upaya Jokowi meraih simpati menjelang Pilpres 2019. Wasekjen PAN Saleh Partaonan Daulay mempertanyakan momentum pembebasan Ba'asyir menjelang pilpres dan bukan sejak awal Jokowi menjabat. Menurut dia, permohonan soal pembebasan tersebut sudah ada pada masa awal Jokowi menjadi presiden.

"Apakah hal ini benar-benar murni atas pertimbangan kemanusiaan seperti yang disampaikan Presiden Jokowi atau ada alasan dan niat lain. Di tengah kontestasi pilpres yang cukup ketat seperti sekarang ini, hal itu bisa saja dipertanyakan," kata Saleh kepada wartawan.

Kabar rencana pembebasan Ba'asyir sebelumnya disampaikan Yusril Ihza Mahendra setelah berkunjung ke LP Gunung Sindur. Yusril mengatakan, setelah bebas, Ba'asyir disebut akan tinggal di rumah anaknya yang berada di Solo. (knv/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads