Seperti dilansir Associated Press, Jumat (18/1/2019), insiden ini terjadi di kota Tempe, Arizona pada Selasa (15/1) waktu setempat saat polisi sedang mengejar si remaja yang dilaporkan merampok sebuah mobil. Remaja itu kabur sambil membawa sebuah objek yang berbentuk pistol tangan.
Dalam pengejaran, polisi setempat menyebut remaja itu sempat berhadapan dengan sejumlah polisi. Salah satu polisi menganggap situasi itu sebagai ancaman dan melepas tembakan ke arah remaja tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataan pada Rabu (16/1) waktu setempat, pihak kepolisian setempat menyatakan bahwa remaja itu ternyata membawa sebuah senjata api airsoft 1911 saat ditembak. Senjata api itu diduga diambil si remaja dari kendaraan yang dirampoknya.
Sama seperti identitas si remaja yang masih dirahasiakan, identitas polisi yang menembak remaja itu juga belum diungkapkan ke publik. Media lokal ABC15 Arizona berhasil mewawancarai seorang wanita dan pria yang diidentifikasi sebagai ibunda dan saudara laki-laki remaja itu. Keduanya menyerukan kepada polisi untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
"Seorang polisi memiliki senjata taser (kejut listrik) bukan? Kenapa tidak menembaknya dengan taser? Dia melihat seorang anak muda, saudara saya tidak akan menembak. Saya tahu dia tidak akan menembak," ucap saudara laki-laki remaja itu yang menyebut dirinya bernama Jason Gonzalez.
Sang ibunda yang berbicara dengan penerjemah bahasa Spanyol-Inggris menuntut keadilan ditegakkan untuk putranya. "Jika mereka ingin menyingkirkan putra saya, mereka salah. Terlepas dari fakta bahwa mereka membunuhnya, mereka ingin menghancurkannya. Tidak. Saya tidak akan mengizinkannya, saya ingin keadilan," ujar Sandra Gonzalez.
Menanggapi insiden ini, kepolisian setempat menyatakan pihaknya akan melakukan penyelidikan bersama kantor Jaksa Maricopa County sebagai bagian dari prosedur normal bagi setiap polisi yang terlibat penembakan.
Insiden ini menuai reaksi keras dari aktivis dan kelompok sosialis setempat. "Kami ingin mengakhiri kebrutalan polisi Maricopa County dan memenjarakan polisi pembunuh. Kami menuntut agar para polisi bertanggung jawab atas pembunuhan yang mereka lakukan, yang kebanyakan terjadi terhadap orang-orang tidak bersenjata, terpinggirkan," tegas aktivis setempat, Alexia Isais.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini