"Saya pikir debat ini punya pengaruh ke dua tipe pemilih, ya. Pemilih yang pertama itu pemilih dari masing-masing kandidat yang masih mungkin berubah dari semula," kata Rico saat dihubungi detikcom, Rabu (16/1/2019).
Tak hanya akan mempengaruhi pemilih mengambang (swing voters) dan pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters), menurut Rico, debat juga dapat menjadi ajang untuk menggaet suara pemilih loyal sehingga akan terjadi migrasi suara di antara kedua kandidat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Debat ini adalah salah satu sarana bagi masing-masing kandidat untuk menarik pemilih dari lawannya masing-masing. Jokowi bisa menarik pemilih Prabowo bila berhasilnya, Prabowo juga bisa menarik pemilih Jokowi, bila berhasil," katanya.
"Ini tentu ini sangat menentukan seberapa bisa mungkin bisa terjadi migrasi suara atau mungkin ada tambahan pemilih," ujar Rico.
Rico kemudian menyarankan agar kedua kandidat menarik simpati dari pendukung lawan di debat nanti. Untuk Jokowi-Ma'ruf, sebagai petahana harus mampu menunjukkan hasil-hasil atau prestasi selama kepemimpinannya.
"Tentu petahana selalu ingin meyakinkan semua pihak di masa kepemimpinan dialah ketiga masalah itu, HAM, korupsi, dan terorisme, berjalan baik. Jokowi harus mampu menunjukkan itu. Jika dia tidak mampu menunjukkan itu dengan tepat atau bisa dipatahkan oleh Prabowo tentu pemilih yang akan bersimpati ke 01 bisa lari ke 02," paparnya.
Sedangkan untuk pasangan Prabowo-Sandiaga, sebagai penantang harus bisa mengeksplor kelemahan sang rival. Namun Rico memberi catatan bahwa argumen yang disampaikan oleh Prabowo-Sandiaga harus disertai fakta-fakta yang kuat.
"Dia harus bisa menunjukkan petahana itu ternyata gagal memenuhi janjinya. Dia harus bisa yakinkan publik kalau 01 ini gagal. Kalau itu sudah, baru masuknya rutenya dan menunjukkan caranya. Dan 02 harus secara agresif menunjukkan apa kelemahan 01 tentu dengan fakta-fakta dari ketiga hal itu," pungkas Rico.
Tonton juga video 'Soal Persiapan Debat, Jokowi: Mantul!':