Muncul Spanduk Penolakan Gereja di Jaksel, Polisi: Sudah Dicopot

Muncul Spanduk Penolakan Gereja di Jaksel, Polisi: Sudah Dicopot

Fajar Pratama, Farih Maulana - detikNews
Selasa, 15 Jan 2019 19:11 WIB
Kapolres Jaksel Kombes Indra Jafar (tengah). (Alfons/detikcom)
Jakarta - Sejumlah spanduk penolakan gereja sempat muncul di wilayah Jakarta Selatan. Kapolres Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar memastikan spanduk-spanduk tersebut sudah dicopot.

"Sudah, kita tiga pilar langsung saat itu juga kita ajak bicara. Kita ajak bicara semua, kelompok-kelompok yang ini (menolak), tiga pilar ikut semua duduk bersama di sana. Akhirnya mereka mau menurunkan sendiri spanduk-spanduk itu," ujar Kombes Indra Jafar kepada wartawan di kantornya, Jalan Wijaya II, Kebayoran Baru, Jaksel, Selasa (15/1/2019).

Spanduk itu bermunculan sejak Jumat (11/1) malam. Indra mengaku malam itu juga polisi bersama unsur TNI dan Muspika turun ke lokasi dan mengajak kelompok tersebut bermusyawarah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada perwakilan yang kita ajak bicara. Malam itu juga Kapolsek, Danramil, kemudian dari pihak kecamatan juga hadir. Kemudian unsur-unsur RT/RW sekitar hadir, sehingga tidak muncul opini-opini yang tidak-tidak," lanjutnya.

Menurut Indra, warga yang memasang spanduk itu menolak rumah dijadikan tempat ibadah. Kejadian itu, menurutnya, murni sebuah kesalahpahaman semata.

"Tetapi malam itu kita mediasi, kita tempatkan kembali porsinya masing-masing, kemudian ada kesalahpahaman juga soal di situ mau ada pembangunan ternyata tidak. Kan seperti itu, itu yang malam itu kita luruskan, sehingga semuanya sepakat, akhirnya dilepas spanduknya. Sekarang sudah bersih, malam itu juga langsung bersih," paparnya.

Lebih jauh Indra mengimbau agar masyarakat tidak melakukan tindakan diskriminatif. Masyarakat diminta menyampaikan keberatan berkaitan peribadatan melalui wadahnya.

"Ada FKUB, ada tokoh-tokoh agama di sekitar situ. Jadi karena kita ini kan negara pluralisme, terdiri atas beberapa agama, sehingga jangan muncul persepsi yang tidak-tidak. Mari setiap ada persoalan, apalagi masalah seperti itu yang sangat sensitif, mari dibicarakan saja, pasti ada solusinya. Jadi tidak melakukan tindakan sepihak diri sendiri," lanjutnya.

Indra juga mengimbau masyarakat tidak terpecah belah dengan isu SARA. Masyarakat diminta sama-sama menghargai perbedaan.

"Kita semua diberi kebebasan dalam beragama, memilih agama masing-masing, tetapi nilai-nilai toleransi tentunya harus dijunjung tinggi, nilai-nilai keagamaan juga ada di situ, toleransi terutama. Kan itu dari dulu negara kita terkenal berbeda-beda tapi tetap satu. Bahkan negara lain yang negaranya punya satu agama, dia studi banding ke sini, melihat negara yang hidup damai," paparnya.



Simak juga video 'Menag Gelar Diskusi Bersama Tokoh Agama dan Budayawan':

[Gambas:Video 20detik]


Muncul Spanduk Penolakan Gereja di Jaksel, Polisi: Sudah Dicopot
(mea/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads