"Ini kan aku dagang di sini karena ada temannya saja, kalo nggak ada yang dagang juga aku nggak berani," kata salah seorang pedagang, Harni, di kolong skybridge Tanah Abang, Jl Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (13/1/2019).
Harni berjualan minuman di kawasan Tanah Abang. Dia mengaku sudah lama berjualan di pinggir jalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harni berdagang mulai sore hingga malam. Dia tak berani jualan dari pagi lantaran banyak petugas Satpol PP yang berpatroli.
"Kalau mereka lewat, biasanya aku lari, cari tempat aman," ujar Harni.
Harni pernah sekali kena razia Satpol PP, tapi dia tak langsung kapok. Harni menyatakan siap jika dipindahkan ke tempat yang lebih baik.
Dia juga merasa, PKL tak menyebabkan kemacetan. Dia malah menuding Transjakarta jadi penyebab kemacetan.
"Ya nggak, kan minggir ini. Lihat saja jalanan kan sepi kendaraan. Seandainya busway (Transjakarta) nurunin penumpang, nah itu baru macet, berhenti sebentar langsung macet," ujar Harni.
Lalu lintas di Jl Jatibaru pada akhir pekan ini memang tampak relatif ramai lancar. Namun memang tak tampak kemacetan signifikan pada hari ini.
Sementara itu, salah satu pedagang yang berjualan di skybridge, Suherman, mengaku pasrah dengan masih adanya PKL. Suherman juga menegaskan tak mau kembali berjualan di bawah.
"Dapetin ini (lapak) pakai perjuangan, masak mau balik lagi ke bawah? Itu kan banyak juga yang nggak kebagian pas kemarin dari bawah pindah ke atas, nggak tahu deh tuh pada ke mana. Kayanya sih di trotoar, ya," ujar dia. (bag/jor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini