"Dan itu mungkin yang menyampaikan itu Pak Inas kalau nggak salah, itu secara terselubung ingin memberikan kesempatan kepada kami untuk menjelaskan kepada publik apa yang benar-benar dilakukan Pak Sandi. Jadi terima kasih ke Pak Inas," ujar juru bicara Direktorat Advokasi BPN, Habiburokhman, di Resto Tjikini Lima, Jakarta Pusat, Minggu (13/1/2019).
Habiburokhman mengatakan pernyataan Inas tersebut justru memberikan kesempatan kepada BPN untuk menjelaskan kegiatan Sandi selama kampanye. Ia menyatakan orang yang tidak pernah turun untuk berkampanye tidak akan percaya Sandi bisa mencapai 1.000 titik kampanye.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Politikus Gerindra ini lalu menjelaskan hitungan sederhananya. Menurutnya, Sandi sudah mulai berkampanye sejak Agustus 2018. Jika dalam satu hari Sandi bisa berkampanye ke 10 titik, menurutnya, masuk akal jika kampanye mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu sudah mencapai 1.000 titik.
"Saya hitung saja, ya, beliau itu sejak minggu ketiga atau kedua Agustus, berarti kan udah 3 bulan lebih plus 10 hari, sekitar 120 hari. Kalau sehari saja beliau sejak salat subuh bersama sudah keluar kemudian jalan kaki, senam, sehari itu memungkinkan sekali 10 titik," jelasnya.
"Seperti yang saya lakukan juga. Kayak saya sekarang ini sehari bisa 5-6 titik, kalau Pak Sandi lebih ini bisa 10 titik. Kalau 10 titik dikali 130 hari, ya, masuk akal 1.000. Tapi memang tentu Pak Sandi punya dokumentasi yang sangat detail, sangat lengkap," imbuh Habiburokhman.
Lebih lanjut, ia pun menegaskan pihaknya akan membuka data kampanye Sandiaga. Bahkan, menurutnya, data tersebut akan dilengkapi dengan peta.
"Ya akan kita buka (data kampanye Sandi), nanti bahkan akan ada petanya. Jadi jelas ya," tegasnya.
Sebelumnya, Ketua Fraksi Hanura Inas Nasrullah Zubir curiga 1.000 titik kampanye yang dikatakan Sandiaga hanya 'asbun' alias asal bunyi. Menurut Inas, idealnya seorang politikus yang sedang berkampanye melakukan sosialisasi di satu titik menghabiskan waktu dua jam.
"Kalau kita mau sosialisasi secara benar, maka di setiap titik membutuhkan waktu minimal dua jam yang dihitung sejak datang hingga meninggalkan tempat acara. Persoalannya, apakah Sandiaga sosialisasinya dari satu titik ke titik lain pake 'sim salabim', lalu sampai ke titik berikutnya atau 'terbang' seperti burung? Atau melata pakai mobil sambil dadah-dadah di jalan yang dilewati seolah-olah ada yang menyambut? Nggak mungkin 'sim salabim' kan? Jadi, dari satu titik ke titik lain butuh waktu juga, kita anggap saja dua jam," tutur Inas dalam keterangan tertulis. (azr/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini