"Kami serahkan kurungan, jebakan tikus yang berbentuk kotak itu. Itu sebagai simbol bahwasanya Bawaslu pusat telah terperangkap oleh para politisi yang ugal-ugalan, yang tidak mengindahkan konstitusi," ujar Koordinator AKSI, Agung Murharjanto, saat dikonfirmasi, Kamis (10/1/2019).
Dia menjelaskan jebakan tikus yang diserahkan AKSI merupakan simbol gagalnya Bawaslu RI menegakkan konstitusi. Buktinya OSO yang tercatat sebagai Ketua umum Partai Hanura masih diloloskan menjadi calon anggota DPD RI di pemilu 2019, padahal keputusan tersebut berlawanan dengan sikap KPU.
"Politisi tidak mengindahkan konstitusi, tidak punya jiwa kenegarawanan, dan politisi yang mau menangnya sendiri ya simbolnya kayak tikus. Bawaslu kok kelihatannya mengakomodir kepentingan kelompok politisi yang ugal-ugalan itu, tidak punya sikap yang tegas untuk menegakkan konstitusi," paparnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pusako: KPU dan Bawaslu Lalai di Kasus OSO |
"Kedua kami mendukung terus sikap KPU pusat untuk tetap mencoret nama Oesman Sapta Odang. Ketiga, kita masyarakat pecinta konstitusi ingin menegakkan marwah DPD RI. Bahwasanya DPD itu merupakan perwakilan daerah, putra-putri daerah yang non partai," tutupnya. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini