Anak Sapi di Gunungkidul Lahir Hanya Berkaki 2

Anak Sapi di Gunungkidul Lahir Hanya Berkaki 2

Pradito Rida Pertana - detikNews
Kamis, 10 Jan 2019 17:35 WIB
Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom
Gunungkidul - Warga Dusun Randusari, Desa Watusigar, Kecamatan Ngawen, Gunungkidul dihebohkan dengan lahirnya seekor anak sapi berkaki dua. Padahal, indukan sapi tersebut memiliki kondisi tubuh yang normal.

Pantauan detikcom, seekor anak sapi yang hanya memiliki dua kaki di bagian belakang. Anak sapi tersebut tidak bisa berjalan layaknya sapi normal lainnya. Karena kondisinya yang bisa dibilang cacat, membuat sapi tersebut tidak berada di dalam kandang, melainkan berada di samping rumah pemilik sapi, yakni Samiyem (64).

Anak sapi berwarna kombinasi cokelat dan putih ini hanya tergolek beralaskan anyaman bambu yang berada diantara tumpukan jerami.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Samiyem, lahirnya anak sapi tersebut berawal saat ia bersama suaminya yaitu Sunardi mendengar suara gaduh dari kandang sapi di belakang rumahnya kemarin, Selasa (8/12/2019) pukul 22.00 WIB. Mendengar suara gaduh itu, Samiyem bersama suaminya lalu berupaya mengecek kondisi sapi peliharaannya.
Anak Sapi di Gunungkidul Lahir Hanya Berkaki 2Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom

"Ternyata sapi saya beranak, tapi anaknya itu (Sapi) kakinya hanya dua. Saya juga tidak menyangka kok bisa kakinya hanya dua, padahal indukannya itu normal. Yang penting saat ini kondisi pedhet (anak sapi) sehat," kata Samiyem saat ditemui di rumahnya, Dusun Randusari, Desa Watusigar, Kecamatan Ngawen, Gunungkidul, Kamis (10/1/2019).

Melihat kondisi pedhet miliknya yang tidak bisa berjalan secara normal, Samiyem berkeinginan memindahkan pedhet tersebut dari kandang sapi miliknya ke samping rumahnya. Namun, hal itu baru terwujud Rabu kemarin.

"Baru dipindahkan kemarin dari kandang, itu saja minta bantuan tetangga karena saya sama suami sudah tua dan tidak kuat mengangkat pedhet itu," ucapnya.

"Dipindah di samping rumah biar mudah yang mengawasi, untuk makannya masih berupa susu dan yang minumkan pakai dot, karena kan umurnya baru 3 hari," imbuhnya.

Menurut Samiyem, susu yang diberikan kepada pedhet miliknya berasal dari susu hasil perasan indukan sapi. Diungkapkannya, pedhet tersebut diberikan susu tiga kali sehari, untuk setiap menyusui, dikatakan Samiyem, pedhet unik miliknya itu mampu menghabiskan 5 botol dot.

"Kan harus memeras dan memindahkan susu dari ember ke botol dot sendiri, kalau saya sama suami kan sudah sepuh jadi sesekali saya minta bantuan tetangga juga untuk memeras susu dan menyusui pedhet," katanya

Meski dinilai memerlukan perlakuan khusus dalam merawat pedhet tersebut, ia menilai kelahiran pedhet itu menjadi berkah tersendiri. Mengingat saat ini banyak orang datang ke rumahnya untuk sekadar berfoto dengan pedhet unik miliknya.

Disinggung mengenai akan dijual atau tidaknya pedhet unik miliknya itu, Samiyem memang memiliki niatan untuk menjualnya. Bukan tanpa alasan, hal itu karena ia dan suami sudah berusia tua untuk merawat secara khusus pedhet tersebut.

"Ya kalau ada yang mau menawar saya lepas mas. Karena saya sama suami sudah tua dan tidak mungkin juga tiap hari meras susu, apalagi harus merepotkan tetangga terus kalau mau menyusui pedhet itu," pungkasnya. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads