Jelaga dan Tas Hitam, Jejak Teror terhadap 2 Pimpinan KPK

Jelaga dan Tas Hitam, Jejak Teror terhadap 2 Pimpinan KPK

Audrey Santoso, Haris Fadhil, Mei Amelia Rahmat, Isal Mawardi, Farih Maulana Sidik - detikNews
Rabu, 09 Jan 2019 21:01 WIB
Dinding rumah Wakil Ketua KPK Laode M Syarif yang berjelaga karena bom molotov (Grandyoz Zafna/detikcom)
Jakarta - Kediaman dua pimpinan KPK, Agus Rahardjo dan Laode M Syarif, menjadi sasaran teror dalam sehari. Siapa pelakunya masih misterius.

Kabar beredar pada Rabu, 9 Januari 2019, pagi yang awalnya menyebutkan adanya dugaan bom molotov di rumah Syarif di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan. Bom berupa botol berisi bahan bakar dengan sumbunya itu diduga dilemparkan dua pria berboncengan sepeda motor saat lewat tengah malam harinya.




SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menyebut ada dua bom molotov di rumah Syarif. Satu botol pecah, sedangkan satunya masih utuh.

"Sekali tidak menyala, utuh, yang kedua pecah," kata Argo di Mabes Polri.

Jejak molotov yang menyala itu tampak dari dinding rumah Syarif yang menghitam. Bagian balkon lantai dua rumah Syarif, tepatnya di atas garasi, tampak berjelaga.

Sejurus kemudian, kabar rumah Agus yang berada di Jatiasih, Kota Bekasi, yang diteror mengemuka. Benda berupa tas warna hitam digantungkan di pagar rumah Agus. Isinya mirip dengan bom pipa paralon.

Jelaga dan Tas Hitam, Jejak Teror Terhadap 2 Pimpinan KPKBenda diduga bom pipa paralon berisi paku di rumah Agus Rahardjo (Rifkianto Nugroho/detikcom)


Argo menyebut di dalam pipa paralon itu terdapat paku, kabel, bubuk berwarna putih, dan kabel. Belakangan, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) Polri Brigjen Dedi Prasetyo menyebut benda mirip bom pipa paralon itu tidak mengandung bahan peledak.

"Seperti fake bomb, yang ditemukan bubuk semen putih," ucap Dedi.

Namun, untuk lebih memastikan, Dedi menyebut benda itu tengah diteliti di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor). Selain itu, polisi langsung membentuk tim yang di dalamnya termasuk Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror.




Mereka langsung bergerak cepat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) serta memeriksa saksi-saksi. Namun sampai saat ini tim itu belum mencapai pada titik kesimpulan siapa di balik teror itu.

Di sisi lain, Agus dan Syarif tetap berkegiatan seperti biasa. Agus sempat menjadi pembicara di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sedangkan Syarif beraktivitas di kantornya.

"Pimpinan juga ke kantor seperti halnya penugasan selama ini sesuai agenda yang sudah dibicarakan sebelumnya," kata Kabiro Humas KPK Febri Diansyah.

Kegiatan penegakan hukum di KPK pun, disebut Febri, berlangsung seperti biasa. Suara-suara dukungan bagi KPK juga bermunculan baik dari mantan pimpinan KPK hingga para politikus, termasuk pimpinan DPR. (dhn/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads