"Suluh kebangsaan ini lahir dari keprihatinan di mana dalam satu tahun atau dua tahun terakhir ini kita sebagai anak bangsa sadar perlunya kebersatuan dan keberlangsungan hubungan bangsa," ujar Mahfud dalam acara sarasehan kebangsaan di Balai Raos Yogya, Rabu (9/1/2019).
"Polarisasi menjadi semakin tajam dan celakanya lagi, ini (polarisasi) disemarakkan dengan berita hoax, berita bohong yang dikapitalisasi sedemikian rupa. Tapi juga diorganisir tampaknya," lanjut anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gerakan suluh kebangsaan memang berawal dari kegelisahan sejumlah tokoh, seperti Mahfud MD, Alissa Wahid, Beny Susetyo, dan Budi Kuncoro. Akhirnya terbentuk gerakan suluh kebangsaan yang diketuai Mahfud MD.
Mahfud mengatakan, tujuan gerakan ini yakni menyebarkan optimisme ke masyarakat. Pihaknya ingin menjadikan keberagaman yang ada di tengah-tengah masyarakat sebagai kekuatan bangsa, bukan pemecah belah masyarakat.
"Perbedaan itu (harus) dirawat, tidak dipertetangkan. Kalau dirawat itu keberbedaan itu menjadi padu dan saling menguatkan. Itu yang paling pokok dari diskusi (gerakan suluh kebangsaan)," jabarnya.
Mantan Ketum PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif, menjelaskan usia bangsa Indonesia sejatinya masih muda. Namun di usianya yang muda ini, bangsa Indonesia justru diterpa berbagi macam hoax di era tsunami informasi ini.
"Indonesia ini sebagai bangsa usianya (masih muda). Tapi kan timbul lagi medsos, ada hoax, dan segala macam itu. Oleh sebab itu menurut saya orang-orang yang waras jangan diam," tegasnya.
"Medsos itu dikuasai oleh orang-orang enggak waras. Sebab kalau tidak ini (fenomena hoax) merajalela, orang-orang yang kalau istilahnya medsos itu sumbu pendek (termakan hoax). Itu berbahaya sekali," pungkas dia.
Saksikan juga video 'Kubu Jokowi-Prabowo Satukan Komitmen Perangi Hoax':
(mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini