Populasi hewan buas memang diketahui masih banyak yang hidup di Gunung Lawu. Hal tersebut dibuktikan dengan kemunculan macan tutul yang menyerang hewan ternak warga di lereng Gunung Lawu dalam dua bulan terakhir.
Namun demikian, Koordinator Basarnas Pos Surakarta, Arif Sugiarto, menepis dugaan tersebut. Menurutnya, hewan buas biasanya hidup jauh dari jalur pendakian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya mengaku telah mencari Alvi dengan cara menyisir secara tuntas di sepanjang jalur pendakian. Tak hanya di jalur Candi Cetho yang dilewati Alvi, namun juga jalur lain, seperti Cemoro Sewu dan Cemoro Kandang.
"Semuanya sudah disisir, dari pos tiga, dari Pasar Dieng, dari puncak Hargo Dumilah, turun masih disisir lagi. Tak hanya diulang-ulang, tapi terus diperlebar jangkauannya," ujarnya.
Sementara itu, Humas Basarnas Surakarta, Yohan Tri Anggoro, juga memastikan tim telah menyisir sampai ke jurang-jurang. Namun hasilnya tetap nihil.
"Sudah turun ke bawah (jurang) tapi belum menemukan tanda-tanda," katanya.
Hari ini pencarian telah memasuki hari ketujuh atau hari terakhir sesuai prosedur. Basarnas malam ini akan melakukan evaluasi untuk menentukan langkah selanjutnya.
"Kalau SOP-nya kan memang pencarian itu hanya tujuh hari. Tapi kita tunggu dulu evaluasi malam ini, apakah akan diperpanjang atau tidak," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, Alvi dan enam kawannya asal Magelang melakukan pendakian sejak Senin (31/12/2018). Setelah bermalam di tenda, keesokan harinya mereka melanjutkan perjalanan ke puncak.
Alvi berpisah dengan rombongan saat beradu cepat sampai ke puncak dengan seorang pendaki lain asal Wonosobo. Karena pendaki Wonosobo kelelahan, Alvi kemudian melanjutkan perjalanan ke puncak sendiri. Setelah itu keberadaan Alvi tidak diketahui sampai sekarang.
(bai/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini