Selain soal elektabilitas capres-cawapres, survei juga menunjukkan sikap responden yang cenderung tak percaya terhadap informasi yang menyudutkan pilihannya. Tapi responden percaya pada informasi negatif tentang calon lain.
Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Mardani Ali Sera tak menyoroti angka di survei tersebut. Namun menyoroti sikap para pemilih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua kubu menurutnya harus memberikan penekanan tentang bahaya hoax saat debat capres. Menurutnya hoax-hoax yang bertebaran bisa menutupi substansi.
"Di titik ini saya berkepentingan menyampaikan ke Pak Prabowo atau mungkin Pak Jokowi saat debat pertama mungkin walaupun isunya HAM, korupsi, penegakan hukum dan terorisme. Hoax ini perlu mendapat penekanan. Karena keseluruhan diksi-diksi yang substansial menjadi hilang ketika muncul emosi yang berbasis hoax," kata dia.
Mardani berharap debat capres bisa mendongkrak suara untuk Prabowo-Sandi. Lewat debat masyarakat bisa menentukan siapa yang layak dipilih.
"Tentu harapan kami debatnya substansial bukan cuma debat normatif ya, kalau normatif masyarakat tidak bisa melihat sebetulnya batasnya apa. Sebetulnya layak nggak sih capres cawapresnya kita pilih, kami harap debatnya substansial. Monggo kalau panelis moderator diperbolehkan menayangkan lebih lanjut menurut saya itu lebih baik," kata dia.
Indikator Politik Indonesia sebelumnya merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas pasangan capres-cawapres di Pilpres 2019. Hasilnya, pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul atas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Bila pemilihan presiden diadakan sekarang, Jokowi masih unggul atas Prabowo Subianto. Simulasi dua pasangan nama, Jokowi-Ma'ruf Amin 54,9 persen dan Prabowo-Sandiaga Uno 34,8 persen," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi.
Survei itu juga menyatakan karakteristik pemilih kedua pasangan calon. Para responden cenderung tak percaya terhadap informasi yang menyudutkan pilihan mereka, tapi mereka percaya pada informasi negatif tentang calon lain.
"Pemilih Prabowo cenderung percaya informasi-informasi yang menyudutkan tentang Jokowi. Demikian juga sebaliknya, pemilih Jokowi cenderung lebih percaya terhadap isu-isu negatif tentang Prabowo. Ini membuktikan bahwa sikap partisan terhadap calon presiden menentukan sikap terhadap informasi, bukan sebaliknya," ujarnya.
Tonton juga video 'Sandi Sayangkan KPU Tak Fasilitasi Sosialisasi Visi-Misi':
(abw/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini