Kepolisian Israel menyatakan seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (8/1/2019), pria Palestina bernama Assam Barghouti tersebut dituduh menembak tentara-tentara Israel di sebuah halte bus di dekat permukiman Givat Assaf di wilayah Ramallah pada 13 Desember 2018 lalu. Dua tentara Israel tewas dan dua orang lainnya termasuk seorang tentara, terluka dalam serangan itu.
Dinas keamanan domestik Israel, Shin Bet juga menuduh Barghouti beserta saudara laki-lakinya terlibat penembakan lainnya, dekat dengan permukiman Ofra. Dalam penembakan pada 9 Desember 2018 tersebut, seorang wanita hamil mengalami luka serius dan bayi dalam kandungannya lahir prematur. Namun bayi itu kemudian meninggal dunia. Enam orang lainnya luka-luka dalam penembakan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayap bersenjata Hamas yang telah terlibat tiga peperangan dengan Israel sejak 2008, mengklaim Salah Barghouti sebagai salah satu "petempurnya."
Serangan-serangan itu telah meningkatkan ketegangan dan mendorong penyerbuan Israel di beberapa bagian di Tepi Barat, termasuk di Ramallah, yang menjadi basis Presiden Palestina Mahmud Abbas.
Shin Bet menyatakan, Assaf Barghouti ditangkap di rumah seorang tersangka kaki tangan di desa Abu Shukheidim, Tepi Barat, dekat kota Ramallah. Sebelum ditangkap, dia diduga tengah mempersiapkan serangan-serangan lainnya. Sebuah senapan serbu AK-47, peralatan penglihatan malam dan amunisi disita saat penangkapannya.
Simak juga video 'Israel Hancurkan 4 Terowongan Hizbullah':
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini