Kalapas Kerobokan Tonny Nainggolan mengatakan utang sebesar Rp 500 juta untuk biaya rawat inap napi selama kurun waktu 2015-2018 di RSUP Sanglah.
"Di 2018 kita hanya bisa mencicil sekitar Rp 10 juta, dari sisa anggaran yang di 2018. bisa kita sisihkan untuk membayar utang ke RS Sanglah Rp 10 juta. Jadi masih ada sekitar Rp 500 sekian juta lagi," kata Tonny usai Perayaan Natal di LP Kerobokan, Bali, Selasa (8/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia merinci selama ini anggaran dari pusat untuk biaya opname para napi sebesar Rp 65 juta per tahun. Untuk menangani tunggakan biaya rumah sakit itu, dia mengaku membuat Surat Pengakuan Hutang (SPH).
"Alokasinya tidak mencukupi, dalam satu tahun, sekitar Rp 65 juta anggaran biaya opname warga binaan. Sementara dalam kurun waktu 2015-2018 sangat banyak WBP yang diopname akhirnya kita menunggak. Kita akhirnya membuat SPH, dan kita juga membuat suatu perjanjian bahwa kita akan membayar," terangnya.
Tonny juga mengaku tak bisa menarget pelunasan tunggakan tersebut. Sebab, pihaknya masih menunggu alokasi anggaran dari pemerintah pusat.
"(Target) Tergantung pusat, jadi kita tidak bisa membayar.Itu diambil dari dana gelondongan dari pusat di Jakarta, yang bisa untuk membayar utang-utang di akhir tahun. (Jadi) Dana di luar budget DIPA yang sudah dianggarkan setiap tahun," jelasnya.
Tonny menyebut pemerintah pusat sudah menganggarkan alokasi dana gelondongan yang memang disiapkan untuk membayar cicilan utang seluruh lapas di Indonesia. Sehingga dia tak paham jumlah alokasi dana gelondongan tersebut untuk Lapas Kerobokan.
"Gelondongannya itu di Jakarta yang tahu, jadi seluruh Indonesia itu nanti untuk menutupi cicilannya," ucapnya. (ams/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini