"Laporan itu bagi kami merupakan sikap atau cerminan kalau kita dengar di masyarakat itu 'maling teriak maling'. Karena apa yang kami berikan Kebohongan Award itu adalah berdasarkan fakta," kata Guntur di kantor DPP PSI, Jl KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Senin (7/1/2019).
"Fakta misalnya Prabowo mengatakan bahwa ada selang yang dipakai untuk cuci darah di RSCM itu dipakai 40 orang itu kan kebohongan. Kemudian Sandi bilang membangun Tol Cipali nggak pakai utang, terus kemudian dianulir oleh dia sendiri mengatakan tidak memakai APBN itu kan jelas berbohong," lanjut Guntur memaparkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menilai laporan tersebut sebagai laporan sampah karena tak berdasarkan fakta. Guntur lalu menyebut Prabowo sebagai capres yang layak mendapatkan rekor MURI karena menggunakan kebohongan sebagai alat kampanye.
"Itu yang saya sebut sebagai laporan sampah karena tidak berdasarkan, tidak berdasarkan fakta, argumentasi, karena fakta yang berbicara kebohongan itu nyata. Bahkan kalau kita melihat, Pak Prabowo sudah layak masuk MURI sebagai capres yang memakai kebohongan terbanyak," ujar Guntur.
"Dia juga sudah ikut kontestasi capres itu dari 2004 konferensi Golkar kalah, kemudian 2009 ikut lagi jadi cawapres, sebagai capres terlama ikut kontestasi masuk rekor MURI, selain dia capres yang menggunakan kebohongan sebagai alat kampanye," ujarnya.
Sementara itu Advokat Jangkar Solidaritas (organisasi sayap PSI) Albert Aries mengatakan pihaknya siap menghadapi pelaporan itu. Jika kadernya dipanggil, ia memastikan akan memenuhi panggilan dan tak akan kabur.
"Kedua prosedurnya misalnya kalau ada laporan ke polisi akan dianalisa apakah ada peristiwa pidana atau tidak. Kalau tidak ada peristiwa pidana maka akan dilakukan penyelidikan atau penyidikan. PSI seandainya dipanggil polisi kami siap dan hadir karena kami taat hukum. Jadi kami nggak akan kabur," ujar Albert.
Sebelumnya Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) melaporkan Ketum PSI Grace Natalie, Raja Juli Antoni, Tsamara Amany, dan Dara Adinda Kesuma Nasution ke Bareskrim Polri. Laporan tersebut terkait 'Kebohongan Award' yang dibuat PSI. PSI membuat 'Kebohongan Award' yang kemudian diberikan kepada Prabowo Subianto, Sadiaga Uno, dan Wasekjen Demokrat Andi Arief.
"Kami selaku kader dari Pak Prabowo merasa ini suatu bentuk pelecehan kepada Pak Prabowo. Artinya suatu perbuatan diungkap secara satir, menyindir melecehkan seperti ini tidak sesuai dengan apa namanya tuh adat dan kebiasaan kultur politik kita," tutur Hendarsam di Bareskrim Polri, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Minggu (6/1).
Ini video 'PSI: Kebohongan Award adalah Bentuk Protes':
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini