Koordinator perkumpulan pedagang pasar Tunjungan (P3T) Johniel Lewi Santoso mengatakan kondisi pasar Tunjungan sangat mengenaskan khususnya pada musim hujan saat ini.
"Pada musim hujan seperti saat ini, air tumpah dari lantai 3 hingga lantai 1 kumuh. Tangga berjalannya mati. Listrik seadanya dengan kabel yang bergelantungan tak tertata," kata Johniel kepada awak media di pasar Tunjungan, Kamis (03/01/2019).
Meski begitu para pedagang di pasar Tunjungan masih ditarik retribusi atau Iuran Layanan Pasar (ILP). Namun selama tiga bulan ini pihaknya mengaku sudah tidak mau membayar.
Para pedagang bukannya tinggal diam, hampir sudah puluhan kali pihaknya melayangkan surat untuk menuntut revitalisasi. Tetapi selama itu pula tak pernah mendapat tanggapan dari pemkot.
"Lima kali Perkumpulan Pedagangan Pasar Tunjungan (P3T), organisasi yang menaungi pada pedagang Pasar Tunjungan, mengirim surat kepada Walikota. Mengeluhkan kondisi pasar yang buruk. Juga menagih janji revitalisasi. Tapi tak satu pun surat dijawab. Surat permohonan audiensi juga tidak direspon," bebernya.
"Kami pada 2016 pernah menggugat wali kota dan direksi PD Pasar Surya ke PTUN Surabaya. Pada tahap mediasi dicapai kesepakatan. Gugatan pedagang dicabut. Pemkot Surabaya dan PD Pasar Surya bersedia melakukan revitalisasi. Tapi kesepakatan yang dituangkan dalam Penetapan PTUN yang telah berkekuatan hukum tetap itu tak pernah dilaksanakan," terangnya.
Menurut dia, jika sampai saat ini belum juga ada respon dari pihak pemkot, maka pihak pedagang akan memutuskan menempuh langkah hukum dengan menggugat secara perdata Walikota Surabaya dan Direktur PD Pasar Surya.
"Saat ini draft gugatan sedang disempurnakan. Intinya meminta agar revitalisasi Pasar Tunjungan segera dilakukan, sesuai penetapan PTUN. Selain itu, kami menolak pengenaan PPn 10 persen yang double, karena keputusan Direksi PD Pasar Surya merupakan tindakan tanpa dasar hukum yang sah," tandas Johniel.
Dari pantauan di pasar, kondisi pasar Tunjungan yang terdiri dari 3 lantai sangat kumuh dan tidak terawat. Hampir semua plafon sudah ambrol. Sedangkan lantai banyak digenangi air akibat atap yang bocor. Meski begitu, di lantai 1 di bagian depan masih ada yang yang membuka stan.
"Terakhir yang saya ketahui masih ada sekitar 26 pedagang tapi kini menyusut jadi 20," ujarnya. (iwd/iwd)