Ketua Viking Frontline Tobias Ginanjar menyatakan setiap warga negara memiliki hak untuk memilih dan dipilih dalam proses demokrasi di Indonesia. Tapi dia tidak sepakat bila segelintir orang yang bertemu dengan cawapres Ma'ruf Amin tersebut disebut sebagai perwakilan bobotoh secara keseluruhan.
"Tentunya setiap warga negara mempunyai hak untuk memilih dan dipilih sebagai individu, tapi kalau sudah mengatasnamakan bobotoh secara keseluruhan, menurut saya, tindakan tersebut kurang tepat," ucapnya saat dihubungi, Kamis (3/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab, menurut dia, bobotoh berasal dari beragam latar belakang. Termasuk pandangan politik yang berbeda-beda sehingga tidak bisa digeneralisasi menjadi pendukung salah satu pasangan calon di Pilpres 2019.
"Sebenarnya bobotoh berasal dari beragam latar belakang pandangan politik yang berbeda-beda. Sehingga tidak bisa digeneralisasi menjadi pendukung si A dan si B," ucapnya.
Dia khawatir, bila ada pandangan yang menganggap komunitas besar bobotoh mendukung salah satu capres, akan terjadi pro dan kontra di kalangan internal bobotoh sendiri. "Perdebatan pasti ada, karena itu tadi bobotoh itu berasal dari beragam latar belakang pandangan politik jadi tidak bisa distereotipkan," ucapnya.
Ditanya apa benar orang yang berkunjung ke Ma'ruf Amin merupakan bobotoh, Tobi menyatakan benar. Dia mengaku tahu orang-orang tersebut memang bobotoh. Namun dia tidak menjelaskan secara detail sekelompok orang tersebut.
"Saya kenal memang itu bobotoh juga, saya tidak tau kapasitasnya kemarin apakah sebagai individu atau mengatasnamakan kelompok," ujarnya.
Sementara itu, melalui akun Instagram pribadinya, Dirigen Viking Persib Club (VPC) Yana Umar menegaskan Viking belum pernah menggelar deklarasi dukungan kepada salah satu pasangan calon di Pilpres 2019. Tapi pihaknya menghargai sikap politik di pribadi masing-masing anggota VPC.
"Sehubungan dengan maraknya pemberitaan media yang menyebut keberpihakan VPC mendukung salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam pemilu, bersama ini kami informasikan kepada distrik-distrik, para anggota VPC dan bobotoh pada umumnya, bahwa Viking Persib Club selama ini tidak pernah mendeklarasikan dukungan kepada capres maupun cawapres pada Pemilu 2019 mendatang," tulisnya.
![]() |
Menurut Yana, VPC terlahir atas kebersamaan dan keanekaragaman pandangan. VPC ini menjadi rumah yang di dalamnya berisi ratusan ribu manusia dengan beragam pemikiran dan karakteristik yang berbeda-beda.
"Oleh karena itu, VPC selalu mengaku kepada sikap peaceful coexistance (hidup berdampingan secara damai) antarsesama anggotanya yang terikat dalam nilai-nilai, norma, budaya, dan juga keyakinan pandangan politik yang beragam dan berbeda-beda," ucapnya.
"Dalam sebuah kumpulan yang heterogen, seperti Viking Persib Club, toleransi merupakan pilihan yang cerdas untuk memperkuat solidaritas antarsesama. Bahwa toleransi dalam keyakinan pandangan politik sudah sejak dahulu ada dan dihidupkan dalam keluarga besar Viking Persib Club," katanya.
Yana mengajak semua pihak menjaga dan menghormati setiap dinamika sosial politik yang ada dalam keluarga besar Viking Persib Club. "Maka kami berharap kepada semua pihak, distrik-distrik, anggota Viking Persib Club, dan bobotoh umumnya, mari kita maknai perbedaan ini sebagai keindahan demokrasi untuk membangun rumah kita, Viking Persib Club ke arah yang lebih lagi. Jadikanlah momen ini sebagai bentuk ekspresi toleransi dalam hal apa pun, united we stand," ujarnya.
Saksikan juga video 'Ma'ruf Amin Berharap 2019 Jadi Wapres Beneran':
(bbn/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini