Selain sang istri, Tandi juga mesti rela kehilangan 13 anggota keluarganya yang tinggal berdekatan. Mereka tewas tertimbun di dalam rumah tanpa sempat menyelamatkan diri saat tanah meluluhlantakkan rumah mereka.
Perlahan Tandi menceritakan peristiwa yang menurutnya berlangsung sangat singkat tersebut kepada detikcom, Rabu (2/12/2018). Saat berbicara sesekali Tandi menutup wajah dengan kedua tangannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tandi saat itu ingat dengan sang istri, kemudian dia teringat putrinya Sindi yang menurutnya baru saja pergi berpamitan untuk mengaji ke langgar (musala). Beberapa kali Tandi mencoba keluar dari tanah yang menimbunnya, namun usahanya tidak berhasil.
![]() |
Sekitar dua jam Tandi terkubur hingga dada, sampai tiba-tiba dia mendengar teriakan Suma (40) sang kakak. Saat itu Suma dibantu beberapa warga menggali tubuh Tandi, akhirnya Tandi bisa terselamatkan.
"Saya melihat sekeliling, saya berpikir ini keajaiban dalam hidup saya. Tanah lumpur di sekitar saya berada menimbun seluruh rumah di sekitar saya berada termasuk rumah saya sementara, saya hanya tertimbun hingga dada," ucapnya.
Sindi juga berhasil diselamatkan warga, dia berlari begitu melihat urugan tanah meluncur cepat ke arahnya.
"Kalau Sindi saat itu sedang berangkat ngaji, dia berhasil lari lalu sembunyi di salah satu rumah yang ajaibnya rumah itu tidak terkena longsor. Sindi dan empat temannya selamat," kata Tandi.
Sementara itu Suma (40) sang kakak, mengaku menerima telepon dari kerabatnya yang tinggal dekat dengan Kampung Cimapag.
"Saya dapat telepon, katanya kampung adik saya tertimbun longsor, begitu mendapat informasi itu saya langsung pergi dari rumah sampai di lokasi sekitar pukul 20.00 WIB," ungkapnya.
Sekuat tenaga akhirnya Tandi berhasil dikeluarkan dari dalam tanah bercampur lumpur. Tandi menjalani pengobatan tradisional, kondisi kakinya masih mati rasa. "Dia belum bisa berjalan, katanya masih sakit," ucap Suma. (sya/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini