Kepala Rutan Kelas I Surakarta, Muhamad Ulin Nuha, mengatakan peristiwa terjadi sekitar pukul 07.00 WIB saat pembukaan blok. Namun dia enggan merinci apa kesalahpahaman yang dimaksud.
"Yang jelas terjadi kesalahpahaman. Kalau kontak fisik paling hanya senggolan, belum sampai memukul," kata Ulin ditemui di kantornya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aparat kepolisian dari Sabhara dan Brimob pun datang mengamankan rutan, termasuk menerjunkan kendaraan taktis. Kedua pihak yang terlibat cekcok langsung dimediasi.
"Kedua belah pihak sudah bikin surat pernyataan, kedua belah pihak untuk saling memaafkan dan tidak akan bertengkar lagi," ujarnya.
Adapun keributan ini merupakan kedua kalinya setelah terjadi pada awal November 2018 lalu. Namun Ulin memastikan, keributan kali ini dilakukan oleh orang yang berbeda.
"Yang jelas itu kejadian spontan. Pelakunya berbeda dengan yang dulu," katanya.
Kondisi rutan yang melebihi kapasitas menjadi salah satu penyebab mudahnya terjadi cekcok. Namun Ulin berjanji akan tetap mengoptimalkan pengamanan.
"Mereka kan biasa di luar, kemudian masuk sini dengan kondisi penuh keterbatasan. Apalagi kondisi rutan yang overload, tentu semakin mudah terjadi gesekan. Tapi tetap akan kita optimalkan pengamanan di tengah keterbatasan personel," ujarnya.
Ditemui di Rutan, Wakapolresta Surakarta, AKBP Andy Rifai, memastikan keadaan di rutan sudah terkendali. Masyarakat diminta tidak perlu terpengaruh dengan adanya keributan tersebut.
"Tadi sudah dimediasi, sudah klir semuanya. Masyarakat tidak perlu terpengaruh, semuanya aman," ujarnya. (bai/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini