BPH Kusumo Bimantoro adalah anak pertama dari dua bersaudara pasangan KGPAA Paku Alam X dengan Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati (GKBRAA) Paku Alam X. Pria yang lahir tanggal 10 April 1992 ini akan menikahi dokter Maya Lakshita Noorya.
Ketua 1 Dhaup Ageng, KRT Radyowisroyo, memaparkan masa kecil BPH Kusumo Bimantoro banyak dihabiskan di lingkungan Istana Puro Pakualaman. Jenjang pendidikannya dari TK hingga perguruan tinggi ditempuh di tempat Kota Gudeg ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai menamatkan pendidikan di SMA N 5 Yogyakarta, BPH Kusumo Bimantoro memilih melanjutkan studi di Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada (UGM). "Dia memang hobi menggambar dan memecahkan misteri fisika," tuturnya.
Sejalan dengan hobinya itu, menurut KRT Radyowisroyo, sosok BPH Kusumo Bimantoro memiliki visi membangun kebudayaan Jawa. "Visinya mengembalikan marwah kota Yogyakarta sebagai kota budaya terutama dari segi arsitektur," jelasnya.
Meski tercatat sebagai putra sulung, hingga kini BPH Kusumo Bimantoro belum dinobatkan sebagai putra mahkota oleh KGPPA Paku Alam X. Namun merujuk paugeran adat istana, dia bisa dikatakan sebagai kandidat terkuat pengganti ayahnya kelak.
"Kalau kami di Pura (Pakualaman) belum, tidak menyebut (BPH Kusumo Bimantoro) sebagai putra mahkota, belum. Karena secara (resmi) belum ada pemberian nama khusus. Karena untuk diangkat sebagai putra mahkota itu ada pemberian nama khusus," ujarnya.
Usai menikah, lanjut KRT Radyowisroyo, biasanya BPH Kusumo Bimantoro akan menyandang gelar baru. Namun dia enggan menyebutkan gelar apa yang bakal dipakai Kusumo. "Tidak sama, tidak pasti sama antar satu dengan (lain)," kilahnya.
Ketua II Dhaup Ageng, KMT Tirtonegoro, menuturkan hal serupa. Menurutnya hingga kini BPH Kusumo Bimantoro belum secara resmi ditetapkan sebagai putra mahkota, meskipun dia tercatat sebagai anak tertua KGPPA Paku Alam X.
"Sampai sekarang ini (BPH Kusumo Bimantoro) memang belum dinobatkan sebagai putra mahkota. Karena Kanjeng Gusti (Paku Alam X) sendiri kan mungkin (menganggap) ya belum saatnya atau belum bagaimana saya tidak tahu," pungkas KMT Tirtonegoro. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini