"Ya memang kami sadari, tidak semua kasus itu mudah, dan mempunyai spesifikasi pengungkapan yang berbeda-berbeda. Itu sudah alami. Saya berikan contoh. Bom molotov di Kedubes Myanmar sampai hari ini juga kita kerja terus. Saya bentuk tim. Tapi sama sekali belum ada gambaran karena kebetulan CCTV-nya burem," kata Idham di Mapolda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Jumat (28/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi malam Natal kemarin di Jatinegara terjadi penembakan anggota TNI, itu hanya sejam. Saya ada di TKP sama Pangdam, pertama. Kebetulan motornya pelaku ditinggal. Begitu kita cek sama Dirlantas, keluar datanya. Kebetulan pemiliknya ya memang datanya sesuai. Jadi kita datang terus bertamu ke rumahnya. Selesai sudah masalahnya. Hanya sejam," ujarnya.
Idham juga menyebut beberapa kasus lain yang ditangani dengan waktu pengungkapan berbeda-beda. Menurut dia, setiap kasus mempunyai kesulitan masing-masing.
"Jadi masing-masing kasus itu punya karakteristik dan tingkat kesulitan yang berbeda-berbeda. Memang kadang timbul pertanyaan, kok ini bisa cepat, kok ini bisa cepat? Seperti tadi saya bilang," ujarnya.
Kendati demikian, Idham menegaskan terus bekerja untuk mengungkap kasus penyiraman air keras terhadap Novel. Idham menyebut kasus Novel sebagai utang yang perlu diselesaikan.
"Tetapi kami tegas berkomitmen untuk terus, ini (kasus Novel) merupakan utang yang harus kami kerjakan terus," kata Idham.
Idham juga mengatakan tim bekerja sama dengan KPK untuk melakukan penyelidikan kasus Novel. Setiap temuan yang didapatkan selalu dikoordinasikan.
"Kita juga bekerja sama terus memberikan progres kepada, bahkan kasus Novel ini kita bersama-sama dengan tim yang dibentuk oleh KPK untuk bersama-sama untuk melakukan penyelidikan, apa yang sudah kita kerjakan. Saya ingin mengatakan kita terus bekerja. Terus melakukan analisis dan evaluasi," ujarnya.
Saksikan juga video 'Novel: Sejak Awal, Polisi Tak Mau Ungkap Kasus Saya!':
(knv/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini