Aksi itu terjadi pada Rabu (26/12/2018) malam di sekitar Bibis, Kecamatan Kasihan. Dari tangan dua orang yang masih berstatus pelajar itu ditemukan sebilah senjata tajam jenis pedang yang juga dapat berfungsi sebagai stik pemukul berbahan besi.
"Kemarin (Rabu 27/12/2018) ada dua orang di bawah umur diamankan karena bawa sajam. Diamankan karena dugaannya mau beraksi (Klitih) di (Kecamatan) Kasihan," kata Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Rudy Prabowo usai Jumpa Pers akhir tahun Polres Bantul di Mapolres Bantul, Kamis (27/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau motivasi mereka (dua orang yang diamankan karena bawa sajam di Kasihan) mungkin karena jiwa muda atau (tergabung dalam) geng. Karena itu, secara intens, saya, dari Polres dan Polsek-polsek setiap jam 11 malam sampai pagi melakukan patroli ke titik-titik rawan," ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kanit Reskrim Polsek Kasihan, Iptu Arujianto membenarkan telah mengamankan dua pelajar yang terindikasi melakukan aksi klithih di Jalan Bibis, Kecamatan Kasihan.
Bahkan, diamankannya RNW (16), warga Dusun Padokan Lor, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul dan WA (16), warga Dusun Kembaran, Kelurahan Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul sempat diwarnai aksi kejar-kejaran.
"Jadi ada beberapa orang yang nongkrong di angkringan Jalan Bibis, Kasihan, Bantul melihat 3 motor melaju dari arah utara sambil bicara kotor dan mengayunkan pedang. Karena curiga klitih, mereka (yang nongkrong di angkringan) langsung mengejar," katanya saat dihubungi detikcom melalui sambungan telepon, Kamis (27/12/2018).
Saat pengejaran, anggota reskrim yang kebetulan melintas curiga dan ikut mengejar ketiga motor itu hingga Padokan Lor. Ditengah pengejaran tersebut ternyata ada satu motor yang mengalami laka tunggal.
"Kan 3 motor, saat dikejar itu yang 1 nabrak gapura dan jatuh. Setelah digeledah, ternyata ditemukan sajam jenis stik tapi bisa jadi pedang itu keduanya," ujarnya.
ia mengimbau kepada para orangtua agar memperketat pengawasan terhadap anak-anaknya.
"Bagaimana mungkin orang umur segitu bisa bawa motor dan bawa sajam malam-malam. Di sini peran orangtua dibutuhkan dalam mengawasi anak-anaknya. Karena kalau dibebankan ke polisi semua kan tidak mungkin bisa mengawasi semua anak-anak itu. Jadi saya harap para orangtua lebih ketat awasi anak-anaknya," pungkasnya.
(bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini