"Tol itu sedang diuji coba, jadi syukur ambrolnya sekarang. Pastikan saja, itu tidak bermasalah lagi. Jangan sampa keselamatan warga malah tergadai saat pengerjaan yang kejar-kejaran. Infrastruktur itu harus benar-benar fungsional dan berkelanjutan. Kalau ada faktor-faktor lain yang berpengaruh, harusnya sudah benar-benar diukur. Jangan nanti jatuh korban malah saling salah-salahan," kata Faldo kepada wartawan, Kamis (27/12/2018).
Faldo lantas berbicara soal pembangunan di Kalimantan Tengah. Menurut dia, struktur jalan utama di Kalimantan Tengah yang tanahnya disebut berjenis gambut labil, sampai saat ini masih kuat. Jika pun ada kerusakan, sebut Faldo, jalan itu hanya akan ditambal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara pribadi, Faldo meminta ambrolnya talut Tol Salatiga-Kartasura jangan dibesar-besarkan. Namun, dia meminta pemerintah memastikan standar keamanan jalan yang dibangun. Dia meminta konstruksi jalan tol yang dibangun benar-benar kuat, bukan seperti kerupuk yang rentan.
Baca juga: Talut Tol Baru Kok Ambrol? |
Untuk diketahui, bagian talut yang ambrol berada di di kilometer 489 di wilayah Desa Tanjungsari, Kecamatan Banyudono, Boyolali. Posisi jalan tol tersebut lebih tinggi dari areal persawahan di kanan dan kirinya sekitar 5 meter. Untuk meninggikan jalan tol tersebut dengan timbunan tanah. Untuk menahan timbunan tanah itu dibangun talut.
"Tidak perlu buru-buru, pengelola kerja saja yang benar. Kalau bisa terjadi di Salatiga-Kartasura, berarti bisa juga terjadi di tempat lain. Yakinkan saja masyarakat, tol yang dibangun itu tidak terbuat dari kerupuk, tetapi memang beton atau aspal dengan konstruksi yang layak dan kokoh. Ini bukan buat prestise bikin tol kerupuk, tetapi memang menjawab kebutuhan masyarakat," sebut Faldo. (gbr/fai)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini