"Dalam era digital, kita tidak mau hanya jadi pasar. Jadi Jatim kerjasama dengan marketplace agar memasarkan produk dari Jatim. Kita perbesar, tetapi kita harus jujur terhadap kualitas produk kita. Seperti produksi kuliner harus jelas standar, tanggal expirednya," kata Pakdhe Karwo saat menghadiri Gathering Industri Kreatif dan Potensi Jatim di Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya, Rabu (26/12/2018).
Pakdhe Karwo menambahkan pihaknya telah melakukan MoU dengan Bukalapak. Dalam perjanjian tersebut, Bukalapak menegaskan tak akan menjual produk-produk dari luar negeri ke Indonesia. Lantaran menjual produk asli Indonesia termasuk dari produksi Jatim.
Menurutnya, ini merupakan bentuk nasionalisme baru. Menurutnya, di era perdagangan bebas seperti ini harus memberanikan diri untuk mengambil keputusan menjual produk dalam negeri.
Selain itu, Pakdhe Karwo menyampaikan keprihatinannya terhadap permasalahan pembiayaan IKM. Menurutnya, pembiayaan ini masih dikenakan suku bunga yang tinggi.
"Industri kecil dan UMKM dikenakan suku bunga 18 persen, industri besar 14 persen," jelasnya.
Melalui pertemuan ini, Pakdhe Karwo berharap pemerintah bisa serius menangani permasalahan pasar. Terlebih, Jatim telah menyumbangkan sebanyak 20,85% dari pasar industri kreatif nasional.
"Negara harus membuat pembiayaan murah seperti dipakai kurs subsidi. Meminjam uang ke pemerintah, ke bank nanti dikembalikan. Di Jatim sudah, kan ada dana Rp 400 miliar dari DPRD kemarin," pungkas Pakdhe. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini