Jalur Ekstrem, Banyak Kendaraan Tak Kuat Nanjak di Cino Mati Bantul

Jalur Ekstrem, Banyak Kendaraan Tak Kuat Nanjak di Cino Mati Bantul

Pradito Rida Pertana - detikNews
Senin, 24 Des 2018 17:35 WIB
Kendaraan yang kesulitan melaju di tanjakan Cino Mati, Bantul. Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom
Bantul - Jalur Cinomati terkenal dengan tanjakannya yang curam. Bahkan, karena ekstremnya jalur itu membuat beberapa mobil dan motor tidak kuat menanjak.

Tanjakan ini merupakan jalur menuju tempat wisata Kebun Buah Mangunan, Dlingo, Bantul. Pantauan detikcom sejak pukul 12.00 WIB, Senin (24/12/2018) tiga anggota polisi, beberapa anggota SAR dan relawan tampak berada di sebuah Pos Pantau Terpadu jalur Cino Mati. Beberapa di antaranya berada di pinggir jalan sembari memberi aba-aba kepada pengendara yang melintas untuk berhati-hati.

Bukan tanpa alasan, hal itu karena tanjakan di sekitar Pos tersebut sangat ekstrem, cukup panjang dan menikung. Hal itu membuat beberapa kendaraan tidak kuat menanjak di jalur yang merupakan perbatasan Kecamatan Pleret dengan Kecamatan Dlingo ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Benar saja, tak lama berada di Pos tersebut, tepatnya pukul 12.30 WIB, satu unit mobil tampak tidak kuat menanjak dan menghentikan lajunya di tengah tanjakan ekstrem tersebut. Mendapati kondisi itu, petugas yang berada di Pos langsung berlarian sembari membawa pengganjal ban berupa kayu.

Seperti tak perlu dikomando, beberapa orang itu langsung berada di belakang mobil dan mengambil posisi hendak mendorong. "Pakai gigi (Perseneling) satu, Bu!" seru salah seorang petugas kepada sang sopir.

Setelah mencoba lagi, ternyata sang sopir tak bisa menaklukan tanjakan ekstrem tersebut. Karena itu, salah seorang anggota polisi meminta sang supir dan penumpang turun. Tak lama kemudian polisi itu berpindah posisi dan mulai mengemudikan mobil berwarna hitam itu untuk melewati tanjakan.

Ketika ditanyai, wanita yang enggan disebutkan namanya ini mengaku baru pertama kali melintasi jalur Cino Mati. Menurutnya, ia sengaja mengambil jalur tersebut karena dianggap jalur yang paling cepat untuk mencapai tempat wisata di Kecamatan Dlingo.

"Baru pertama kali ini (Lewat jalur Cino Mati), ternyata jalurnya seperti ini," ucap wanita berkerudung ini sembari berjalan kaki menuju ujung tanjakan.

Waktu menunjukkan pukul 13.30 WIB, lalu terdapat satu unit mobil lagi yang tidak kuat menanjak di jalur tersebut. Dengan sigap, orang-orang tersebut kembali membantu agar mobil berwarna hitam ini bisa melewati tanjakan tersebut.


Namun ada yang berbeda dengan proses pertolongan kali ini, tepatnya saat salah seorang petugas berupaya masuk ke ruang kemudi mobil untuk mengemudikan mobil itu. Di mana tiba-tiba terdapat dua orang yang berboncengan menggunakan motor bebek yang berupaya mendahului mobil tersebut.

Akan tetapi, karena kurangnya persiapan dan teknik yang digunakan, motor tersebut tidak kuat menanjak dan berujung jatuh di depan mobil berwarna hitam. Kedua orang itu tidak terluka, begitu pula dengan sepeda motor yang dikendarainya tidak mengalami kerusakan.

Kendaraan yang kesulitan melaju di tanjakan Cino Mati, Bantul. Kendaraan yang kesulitan melaju di tanjakan Cino Mati, Bantul. Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom


Sejak pukul 12.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB detikcom mencatat tiga unit mobil yang tidak kuat menanjak, namun satu dari tiga mobil tersebut berhasil menanjak dengan upayanya sendiri. Meninggalkan lokasi, tepatnya pukul 15.30 WIB arus lalu lintas di jalur Cino Mati terpantau lancar dan tidak ada kemacetan berarti.

Selain itu, tampak pula beberapa motor yang tidak kuat menanjak di jalur tersebut saat detikcom menuruni jalur Cino Mati pukul 15.35 WIB. Kebanyakan motor yang tidak kuat menanjak karena berboncengan dan menggunakan jenis motor matic.

Salah seorang polisi yang berjaga di Pos Pemantauan Terpadu Cino Mati, Aipda Rukyat H mengatakan bahwa hingga sore ini sudah banyak kendaraan yang tidak kuat menanjak di jalur Cino Mati. Diungkapkannya, kendaraan tersebut kebanyakan adalah mobil dan beberapa di antaranya motor.


"Hari ini banyak yang tidak kuat nanjak. Tidak kuat itu (nanjak) karena kurang persiapan saat ganti gigi (Perseneling). Jadi yang ganti gigi itu bukan sebelum nanjak, tapi malah pas ditanjakannya itu," katanya.

Menurut Rukyat, pertolongan yang diberikan ke pengemudi biasanya dengan menyarankan agar menurunkan penumpang terlebih dahulu dan diminta untuk mengganti gigi perseneling sembari menekan pedal gas.

"Tapi kalau nggak bisa-bisa, sopirnya nanti disuruh turun, terus saya yang menggantikannya untuk nyopir mobil agar kuat menanjak," ujarnya.

"Kalau tidak gitu (gantian sama sopir) nanti jadi macet dan lama naik tanjakannya," imbuhnya.

Menurutnya, selain kurang tepatnya timing pengemudi saat mengganti perseneling, penyebab lain kendaraan tak kuat menanjak karena aplikasi penunjuk arah jalan yang menjadi acuan pengemudi.

"Mereka kan wisatawan dan biasanya pakai GPS itu untuk ke Dlingo. Memang paling cepat lewat sini (Jalur Cino Mati), tapi karena baru pertama kali dan tidak tahu medan jadinya ya seperti itu (tidak kuat menanjak di jalur Cino Mati)," ujarnya.

Dikatakan Rukyat, bahwa ia bersama rekan-rekan SAR dan relawan berjaga di Pos Pantauan Terpadu hingga malam hari. Semua itu dilakukan agar arus lalu lintas di jalur Cino Mari berjalan lancar.

"Biasanya sampai jam 8 atau 9 malam, tapi ya bisa lebih karena kita berjaga itu melihat situasinya. Kalau situasinya kondusif biasanya baru pulang," pungkasnya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads