Penolak Larangan Poligami Dicopot PSI

Penolak Larangan Poligami Dicopot PSI

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 21 Des 2018 22:08 WIB
Wasekjen PSI Satia Chandra Wiguna (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mencopot tiga kadernya yang tidak setuju dengan kebijakan partai. Tiga kader itu dinonaktifkan karena tidak setuju dengan larangan poligami.

Kader pertama adalah Husin Shahab, caleg DPR RI dari Dapil Jawa Timur XI. Husin dinilai melanggar nilai-nilai penghargaan terhadap perempuan.


Kedua adalah Nadir Amir. Nadir mengundurkan diri sebagai caleg DPRD II Bone lantaran menyetujui poligami. Satu kader lagi yang mendukung praktik poligami adalah Ketua DPD PSI Kota Cirebon Yuki Eka Bastian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berdasarkan rapat pleno DPP PSI, kami memutuskan menonaktifkan Bro Husin dengan alasan telah melanggar nilai-nilai PSI soal penghargaan kepada perempuan," kata Wasekjen PSI Satia Chandra Wiguna kepada wartawan, Jumat (21/12/2018).

"Alasannya, yang bersangkutan tidak setuju dengan sikap DPP PSI soal poligami," imbunya.


PSI juga menonaktifkan satu kader yang tidak setuju PSI menolak perda syariah. Dia adalah Muhammad Ridwan, Ketua DPD PSI Gowa.

"Bro Ridwan adalah Ketua DPD Gowa dan caleg DPRD Provinsi Dapil Sulsel III. Ia tidak setuju dengan sikap PSI soal perda agama," terang Chandra.


PSI menjelaskan sikap tegasnya bagi kader yang tidak sesuai dengan arahan partai. Keempat kader PSI itu dinonaktifkan terhitung sejak 21 Desember 2018.

"Jika ada kader yang tidak sepakat dengan DNA (nilai dasar) PSI, terpaksa kami harus melepas mereka. PSI sangat serius dalam menegakkan nilai-nilai kami sehingga terhitung hari ini DPP PSI menonaktifkan keempat kader tersebut," pungkas Chandra.


Tonton juga video 'Saat Giring Ganesha Bikin Heboh Menentang Poligami':

[Gambas:Video 20detik]

(zak/mae)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads