"Itulah percakapan dua jenderal yang bersahabat. Atasan dan bawahan di militer yang sama-sama menempuh jalan demokrasi. Keduanya membangun partai untuk mengabdi kepada bangsa. Saya harap sentilan-sentilan lucu seperti itu terus berlanjut dari tokoh-tokoh senior agar masyarakat di bawah benar-benar menikmati panggung politik kita," kata Faldo ketika dimintai tanggapan detikcom, Selasa (18/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya rasa maksudnya Pak Wiranto bukan sungguh-sungguh untuk bertaruh. Itu bentuk obrolan akrab. Ini namanya old soldier never die, they just fade away. Rasa cinta mereka kepada NKRI tidak akan mati. Apalagi, senior ke junior, itu saya rasa bentuk motivasi," terang Faldo.
Prabowo sendiri belum merespons candaan Wiranto itu. Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) itu juga menunggu respons capres nomor urut 02 tersebut.
"Kita tunggu saja sentilan apa yang akan dijawab Mas Bowo, pasti jawabannya menarik. Saya rasa ini hanya mereka berdua yang bisa main sahut-sahutan. Percakapan seperti ini sangat kita harapkan diperbanyak," ujarnya.
Sebelumnya, Prabowo menegaskan bahwa ia dan Sandiaga Uno tidak boleh kalah dalam Pilpres 2019. Sebab, menurutnya, elite yang berkuasa di Indonesia selalu gagal menjalankan amanah rakyat yang justru membuat negara bisa punah.
"Karena itu, kita tidak bisa kalah. Kita tidak boleh kalah. Kalau kita kalah, negara ini bisa punah. Karena elite Indonesia selalu mengecewakan, selalu gagal menjalankan amanah dari rakyat Indonesia. Sudah terlalu lama elite yang berkuasa puluhan tahun, sudah terlalu lama mereka memberi arah keliru, sistem yang salah," kata Prabowo kepada kader Gerindra saat menyampaikan pidato politiknya di Konferensi Nasional Gerindra di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Senin (17/12).
Tonton juga video 'Bantahan Demokrat untuk Wiranto Terkait Perusakan Atribut Partai':
(zak/jbr)