Warga Desa Bantar menutup gas yang keluar menggunakan ember cat tembok bekas. Kemudian, disambungkan dengan pipa. Jika menyalakan korek api di ujung pipa tersebut, maka akan keluar semburan api dari pipa itu.
Kepala Desa Bantar, Eko Purwanto, mengatakan gas alam ini sudah ada sejak dulu. Hanya, hingga saat ini memang belum dimanfaatkan oleh warga. Sebab, belum ada penelitian terkait efek dari gas tersebut.
![]() |
"Sebenarnya munculnya gas alam ini sudah puluhan tahun, tetapi apakah berbahaya atau tidak, harus diteliti dulu. Sejauh ini tidak ada efek negatif dari adanya gas alam bagi warga," ujarnya di Desa Bantar, Kamis (13/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gas tersebut juga tidak berbau. Bahkan, baik musim hujan maupun kemarau tidak mempengaruhi gas yang keluar. Hanya, di sekitar munculnya gas alam ini tidak tumbuh jika ditanami pohon.
"Jaraknya sekitar 1 meter persegi yang kena pengaruh adanya gas alam," terangnya.
![]() |
Pihaknya mengaku tidak tahu sebab keluarnya gas alam tersebut. Saat ini, pemerintah desa tengah mencari tenaga ahli untuk meneliti munculnya gas alam. Harapannya, gas alam ini bisa dimanfaatkan bagi warga di sekitarnya.
"Kami sedang mencari peneliti. Kalau memang bisa dimanfaatkan untuk warga itu lebih baik. Dari pada didiamkan saja seperti ini," tuturnya. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini