Kisah Mencekam Korban Banjir Bandang yang Terjang Desa di Probolinggo

Kisah Mencekam Korban Banjir Bandang yang Terjang Desa di Probolinggo

M Rofiq - detikNews
Selasa, 11 Des 2018 17:15 WIB
Foto: M Rofiq/detikcom
Probolinggo - Di balik terjangan banjir bandang memorakporandakan perkampungan warga di Probolinggo, tersirat kesedihan satu keluarga. Mereka adalah keluarga Desy (40), warga Desa Andung Biru, Kecamatan Tiris.

Bagaimana tidak, dalam sekejap, Desy kehilangan dua anaknya sekaligus akibat terjangan banjir bandang pada Senin (10/12) sekitar pukul 19.00 WIB. Dua anaknya, Siti Munawaroh (19) dan Akbar Maulana (10), tertimpa dinding saat air bah datang.

Bahkan keduanya terseret air bah berpuluh-puluh meter. Namun warga berhasil mengevakuasi keduanya. Sayang, nyawa keduanya tidak tertolong.

Hingga kini orang tua kedua korban enggan diwawancarai wartawan. Mereka masih shock dan berduka.


Warga Dusun Lawang Kedaton, H Samud (57), mengaku banjir bandang menyapu rumah warga yang yang lokasinya berdekatan dengan sungai.

"Saat banjir bandang menerjang, airnya bercampur lumpur, batu, dan kayu. Warga yang waspada mengamankan diri ke daratan yang lebih tinggi," jelas Samud kepada wartawan di lokasi, Selasa (11/12/2018).

Warga mengais sisa barang-barang berharga/Warga mengais sisa barang-barang berharga. (M Rofiq/detikcom)

Dia mengaku, saat kejadian, hari sudah gelap. "Suasananya mencekam saat itu, apalagi pas kondisi mulai petang. Saya lari ke luar rumah bersama keluarga dan, syukur, seluruhnya selamat," ungkapnya.

Warga lain, Agus Susanto, menjelaskan, sejak siang hujan sangat deras mengguyur lereng Gunung Argopuro. Sebagian besar warga mengungsi ke tempat yang aman. Dan sekitar pukul 18.30 WIB, air Sungai Kedaton tiba-tiba datang, langsung masuk ke rumah dan membuat sebagian temboknya jebol. Banyak warga berteriak histeris saat banjir bandang datang.


"Banjir bandang langsung datang, banyak warga histeris. Mereka tidak bisa menyelamatkan harta benda. Rumah saya juga rusak parah akibat terjangan banjir bandang," jelas Agus.

Sementara itu, salah satu guru Akbar Maulana, Muhammad Maksum, membenarkan kedua korban tewas tertimpa dinding saat berusaha menyelamatkan diri dari air bah yang datang.

"Siti Munawaroh (19) dan Akbar Maulana (10) sempat terseret material lumpur sekitar 50 meter, Pak. Hingga akhirnya berhasil dievakuasi warga. Kesehariannya, kedua anak ini penurut dan periang," kata Maksum kepada wartawan.

Hingga kini, pemerintah dan BPBD Probolinggo masih mendata kerugian dampak banjir bandang.



Tonton juga video 'Ganasnya Banjir Malang Sebabkan Mobil Hanyut dan Tanah Ambrol':

[Gambas:Video 20detik]

(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.