Muhammad Ihfadillah, ketua RW 02, tempat tinggal Sensen mengatakan, Sensen merupakan warga pendatang. Ia mulai tinggal di Kampung Bayubud sejak tahun 2006.
"Awalnya biasa saja, tidak ada yang aneh. Sama seperti masyarakat lain bersosialisasi," ujar Ihfa kepada wartawan di Masjid Al-Manbaurhair, Desa Sindangpalay, Sabtu (08/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau 17 agustusan, setiap agustusan kita kan ada acara. Pak Sensen kalau di rumahnya kita tempatkan bendera merah putih selalu bilang 'gausah pasang bendera-bendera gini, saya kan presiden di sini'. Setiap tahun pasti begitu," katanya.
Setelah dua tahun tinggal di Kampung Bayubud, Sensen mulai tertutup. Warga mulai melihat adanya keanehan di kediaman Sensen. Ihfa mengatakan, setiap malam Jumat ada kegiatan di rumah Sensen.
"Gatau kegiatannya seperti apa, tapi yang pasti ada. Yang datang ke rumahnya bukan warga sini, mereka pendatang," ujar Ihfa.
Kehadiran Sensen di Kampung Bayubud dirasa meresahkan. Warga khawatir nama kampungnya tercoreng dengan kehadiran Sensen. Warga berharap Sensen tak lagi tinggal di kampung mereka.
"Kami resah. Kalau bisa diasingkan saja," ujar salah seorang tokoh masyarakat Kampung Bayubud, Budi Rahadian kepada wartawan di tempat yang sama.
Tonton juga ' Evie Effendi Dipolisikan Gara-gara Ceramah 'Nabi Muhammad Sesat' ':
(mud/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini