Cerita Penggerebekan Karaoke di Blitar yang Diduga Sediakan Striptis

Cerita Penggerebekan Karaoke di Blitar yang Diduga Sediakan Striptis

Rahma Lillahi Sativa - detikNews
Selasa, 04 Des 2018 07:50 WIB
Karaoke yang digerebek karena dituding menyediakan striptis. (Foto: Erliana Riady/File)
Surabaya - Polda Jatim turun langsung ke Blitar untuk menggerebek sebuah tempat karaoke dan kafe yang kedapatan menyediakan penari striptis untuk tamu-tamunya.

Penggerebekan dilakukan di tempat karaoke bernama Maxi Brilian itu pada hari Senin (3/12/2018) sekitar pukul 00.30-03.00 WIB. Pengunjung dikabarkan heboh ketika polisi datang.

"Memang benar ada penggerebekan kafe sekaligus karaoke di Maxi Brilian Blitar. Ada 12 tim Polda yang turun, yang selanjutnya di-back-up Piket Sat Reskrim Polres Blitar Kota," kata Barung saat dikonfirmasi detikcom melalui pesan WhatssApp, Senin (3/12/2018).

Selain menyita empat kardus botol miras, polisi juga membawa puluhan pemandu lagu (LC) dan dua penari striptis.


Barung mengatakan saat dilakukan penggerebekan didapati salah satu room karaoke yang di dalamnya sedang berlangsung penampilan dua penari striptis di hadapan satu pengunjung pria.

"Selanjutnya sekitar 20 orang pemandu lagu dibawa ke Polda Jatim dengan menggunakan mobil Elf berwarna orange. Baru tiba di polda sekitar pukul 07.00 WIB tadi" ungkapnya.

Usai digerebek, polisi memasang police line di pintu masuk karaoke yang terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kepanjen, Kota Blitar tersebut.

Namun dari pengakuan pemiliknya, Heru Sugeng Priono, tempat karaoke miliknya tidak menyediakan striptis. Bahkan ia meyakini jika pelaku striptis bukan dari manajemen bisnis miliknya.

"Saya yakin, seyakin-yakinnya pelaku striptis itu bukan dari manajemen Maxi Brilian," tegasnya kepada wartawan, Senin (3/12/2018).

Cerita Penggerebekan Karaoke di Blitar Gara-gara Sediakan StriptisPemilik karaoke, Heru Sugeng Priono. (Foto: Erliana Riady/File)

Heru mengaku mendapatkan informasi dari karyawannya jika polisi menggerebek striptis di salah satu room, yaitu room 4. Menurut karyawan tersebut, sebelum penggerebekan, seorang tamu pria dan wanita menyewa room tersebut dan meminta ruangan ditutup dari dalam.

"Saya tanya ke karyawan saya, lha kamu apa gak awasi. Dia bilang, tidak bisa pak. Tamunya minta ruangan tertutup rapat. Wajah mereka juga tertutup helm saat masuk ke sini," ungkapnya.

Heru menambahkan, ada salah satu karyawatinya yang ikut masuk ke dalam room itu. Namun Heru belum bisa mengkonfirmasi karena wanita berinisial CLS itu ikut dibawa ke Polda Jatim.

"Katanya di ruangan itu juga ditemukan kondom. Lha ini siapa yang melakukan saya juga masih menunggu hasil penyidikan polisi. Anak buah saya CLS tadi sempat telepon, pak saya dibawa ke polda, selebihnya saya nggak bisa tanya apa-apa lagi," tutur Heru.


Heru sendiri mengaku terkejut dengan penggerebekan tempat bisnisnya tersebut. Ia mengatakan selalu mengingatkan karyawannya agar bisnisnya itu bebas narkoba, prostitusi dan asusila.

"Manajemen saya menerapkan bisnis hiburan yang sehat. Saya ketat menerapkan operasional sesuai SOP. Kami ingin menciptakan tempat hiburan bebas narkoba, bebas prostitusi dan bebas asusila," lanjut Heru.

Selama proses penyidikan berlangsung, Heru menutup tempat usaha yang didirikan di depan rumahnya itu.



Tonton juga video 'Satpol PP Wanita Siap Tutup Diskotik Exotic dan Sense Karaoke':

[Gambas:Video 20detik]

(lll/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.