Kejadian yang dipersoalkan adalah saat petugas Bawaslu Sleman melakukan pengawasan acara silaturahim capres nomor urut 02 Prabowo Subianto bersama warga Muhammadiyah DIY di Hotel Prima SR Jalan Magelang Km 11, Sleman, Rabu (28/11) lalu.
Dalam versi Bawaslu, ketika Ngadiyono tiba di lokasi dan mengetahui ada Bawaslu Sleman dan Panwaslu Kecamatan di sana, Ngadiyono dia lalu petugas. Kemudian dia melontarkan kata-kata 'pret' sambil menyodorkan gerakan peenghinaan dengan pantat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ngadiyono menyebutkan dia tidak tahu saat itu siapa yang memotret.
"Kan teman-teman saya, action-action ayo diajak foto, 'ayo jepret' gitu lho. Udah hanya gitu, saya tidak tahu siapa yang moto, nggak tahu saya itu. Saya nggak komunikasi dengan siapapun, itu Bawaslu saya tidak tahu siapa mereka, nggak kenal beliau," ujarnya.
Ngadiyono juga membantah melakukan gestur tubuh mledhing atau memantati petugas Bawaslu seperti materi laporan Bawaslu Sleman ke polisi itu. "Bukan mledhing, action 'pret.. jepret'," lanjutnya.
Ngadiyono mengaku dia datang di acara tersebut bersama rombongan DPC Gerindra Gunungkidul. Dia datang memenuhi undangan dari Relawan Prabowo.
"Saya tidak ngerti siapa yang motret, saya foto bareng teman-teman semua difoto. Setelah difoto saya masuk mobil lagi pulang," imbuhnya.
"Kalau saya dianggap menghina, saya siap klarifikasi, dimanapun tempatnya, diundang Polda saya masyarakat biasa, taat hukum, akan saya sampaikan apa adanya, siap memberi keterangan jika diundang Polda DIY," lanjutnya.
Namun demikian, Ngadiyono yang saat ini juga menjabat Ketua DPC Gerindra Gunungkidul itu pun meminta maaf kepada petugas Bawaslu yang merasa terhina oleh sikapnya.
"Kalau saya salah saya mohon maaf, tapi menghina siapa saya diajak bicara tidak, nggak komunikasi, kalau gerak tubuh kan namanya wong action diajak foto," sebut pria yang kembali mencalonkan diri dalam Pileg 2019 untuk kursi DPRD Gunungkidul itu.
Saksikan juga video 'PKS Ajak Gerindra Bahas Fit & Proper Test Wagub DKI':
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini