Panitia reuni alumni 212 yang hadir dalam pertemuan ini adalah Ketua GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak dan Ketum PA 212 Slamet Ma'arif. Salah satu tokoh lintas agama yang hadir adalah Ketua Badan Musyawarah Umat Nasrani DKI John.
John mengaku senang bisa bertemu dengan pengurus Alumni 212. Menurut dia, Indonesia dilandasi dengan Pancasila dan UUD 1945.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, pendeta dari Gereja ONKP, Etika Hia, mengaku sudah mengetahui tema yang akan diusung adalah persaudaraan, persatuan, dan kemanusiaan. Gerakan Alumni 212 juga berpikir untuk kemajuan bangsa dan negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
"Kami bersyukur diterima pengurus Alumni 212, kami menegaskan bahwa kita bersaudara komitmen Pancasila pedoman kita bersama dan ini merupakan suatu kesempatan baik bisa interaksi dengan saudara saya. Negara Indonesia ditakdirkan menjadi saudara dalam bingkai kebinekaan, pluralisme, dan persaudaraan," jelas Etika.
Di kesempatan yang sama, perwakilan Hindu, Rajit Singh, menyebut acara reuni Alumni 212 merupakan gerakan damai dan tidak memandang suku dan etnis. Karena itu, dia ingin persaudaraan antar-agama selalu terjaga di Indonesia.
"Kami terpanggil secara langsung Alumni 212 dalam pendapat kami gerakan damai tidak memandang suku dan etnis. Dengan ini terpanggil kami karena ini satu membantu persatuan bingkai kebangsaan ini. Saya harap adanya ini datang langsung terpanggil menyaksikan perbedaan sesuai kebinekaan tunggal dan Pancasila. Semoga 212 membawa kedamaian," jelas Rajit. (fai/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini