Cerita Mahasiswa RI Penerima Beasiswa Australia di UNSW Sydney

Laporan dari Australia

Cerita Mahasiswa RI Penerima Beasiswa Australia di UNSW Sydney

Gibran Maulana Ibrahim - detikNews
Jumat, 30 Nov 2018 18:43 WIB
Foto: Cerita Mahasiswa RI Penerima Beasiswa Australia di UNSW Sydney (Gibran-detikcom)
Sydney - Pemerintah Australia punya program beasiswa yang juga menyasar Indonesia, yaitu Australia Awards Scholarship. Sejumlah WNI penerima beasiswa ini mengungkapkan pengalaman berkuliah dan keuntungan dari beasiswa Australia Awards Scholarship itu.

Dalam rangkaian kegiatan Digital Indonesian Media Visit yang diadakan Kedubes Australia Jakarta, detikcom berkesempatan mengunjungi University of New South Wales, Sydney, Jumat (30/11/2018), tempat sejumlah mahasiswa penerima beasiswa itu berkuliah. Salah satunya adalah Febe Amelia Haryanto yang mengambil kuliah Master of Commerce, Global Suistanability and Social Enterprise. Dia menceritakan sedikit latar belakangnya mengambil beasiswa ini.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang dari dulu ada keinginan melanjutkan S2. Tapi dulu masih bekerja dan mencari jurusan yang relevan yang bisa membuat saya berkontribusi ke depan," sebut Febe.

Febe sebelumnya berkuliah S1 di Universitas Padjajaran dan lulus 2013. Dia mengaku tahu tentang Australia Awards Scholarship sejak lama, bahkan sebelum bernama lain. Sebelum mengambil beasiswa ini, Febe bekerja di beberapa bidang, termasuk di Indonesia Mengajar pada 2014.

Ingin terus berkembang, Febe lalu mencoba peruntungan dengan mengikuti tes beasiswa Australia Awards Scholarship sebelum dinyatakan lolos. Pengalaman apa saja yang telah didapatnya?



"Banyak sekali tentunya. Selama hampir 1,5 tahun ini. Saya ke sini saya tahu waktu saya limited cuma dua tahun, saya tahu banyak teman-teman yang mau dapat tapi seleksinya nggak semua bisa dapat. Jadi nggak mau ngecewain yang dukung," sebut Febe.

"Saya berusaha aktif terlibat sana-sini. Saya waktu itu sempat sebulan saya tiba dapat juara dua di interchange program. Itu kompetisi ide membantu teman-teman international students menghadapi tantangan yang mereka hadapi. Lawannya dari universitas lain," sebutnya.

Febe mengaku masih banyak pengalaman berkesan lainnya selama berkuliah di UNSW Sydney. Kendala paling berarti bagi dia selama tinggal di Negeri Kanguru hanya soal cuaca.

"Saya juga diundang mewakili mahasiswa Indonesia di Sydney untuk bertemu Pak Jokowi dan Malcolm Turnbull waktu Australian-ASEAN Special Summit Maret lalu. Ada beberapa kompetisi yang sudah dimenangkan dan dijalankan. Wish me luck," tuturnya.

Selain Febe, ada pula cerita dari Fransiskus Xaverius Herusandy (Sandy). Mahasiswa Master of Education and Master of Translation UNSW, asal Flores itu mulanya menceritakan latar belakangnya sebelum berkuliah di Australia.

"Saya tamat 2013 lalu saya ikut program SM3T itu (Sarjana Mendidik di Daerah Terluar, Terdepan dan Tertinggal)," kata Sandy.

Sandy mengaku beasiswa Australia Awards Scholarship ini sangat-sangat membantu penerima program dalam mengkuti perkuliahan. Ini tak terlepas dari akomodasi yang diterima penerima beasiswa. "Ini beasiswa yang benar-benar kita untuk belajar," ujarnya.

Dia terbang ke Australia untuk berkuliah di UNSW Sydney pada Januari 2017. Segala biaya keberangkatan ditanggung pemberi beasiswa.

"Waktu tiba di sini, kita dikasih allowance 5.000 AUD. Kita difasilitasi buka rekening ComBank. Tiap dua minggu dikasi 1.150 AUD. Itu hanya benar-benar untuk belajar aja. Tiap dua minggu pasti masuk, tinggal cek aja," ujar Sandy.

Uang segitu, dua minggu 1.150 AUD, disebutnya sangat cukup, bahkan kadang lebih. Sandy yang tinggal sekitar 100 meter dari kampus, memilih gaya hidup sederhana selama berkuliah.

Bagaimana soal standar nilai yang diterapkan Australia Awards Scholarship bagi peserta?

"Ada beberapa kebijakan yang tergantung hasil kita ya, tapi mereka selalu cari solusi terbaik. Minimal kita nggak boleh fail. Kalau dapat rendah nggak apa-apa asal kita lulus. Kita ada pass, credit, distinction dan high distinction. High distinction itu 85-100," sebutnya.

"Kalau misalnya banyak nilai pass, (beasiswa) akan menghubungi lewat SDI untuk diberi solusi. Biasanya akan diberi akademik support. Ada juga dana yang dipersiapkan bagi kita butuh bantuan akademik. Itu 500 dolar per semester. Kalau misal kita mau mata kuliah apa aja, kalau butuh akademik support butuh les tambahan tutor untuk satu course, bisa pakai dana itu. Pakai atau tidak pakai dia akan tetap seperti itu. Kalau nggak terpakai ya dikembalikan," beber Sandy.

Cerita Mahasiswa RI Penerima Beasiswa Australia di UNSW SydneyFoto: Cerita Mahasiswa RI Penerima Beasiswa Australia di UNSW Sydney (Gibran-detikcom)


Jauh dari negeri sendiri pasti terkadang bikin seseorang terkendala. Selama berkuliah di Australia, Sandy mengakui perihal bahasa jadi salah satu kesusahannya.

"Susah bahasa ya. Memang kita... oke, kita ngerti, cuma kan ini bahasa kedua kita. Itu lebih susah kita mikir dulu, nyusun materi, nulisnya. Susah menuliskannya ide itu, merangkainya sesuai standar di sini. Idenya ada. Yang lebih menarik, kita itu intinya jangan malu bertanya," pungkas Sandy.

(gbr/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads