Sesuai kronologis kejadian, cekcok pertama dimulai di simpang empat Pemuda, Solo. Saat lampu merah mobil Iwan berhenti di sisi kiri jalan, sehingga membuat Eko yang berada di belakangnya tidak bisa berbelok ke kiri.
Kemudian Eko mendekati kaca Iwan yang menjadi sopir lalu mengucapkan kata-kata yang tidak terdengar jelas. Namun terlihat wajah Eko sedang marah-marah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiga orang teman Iwan yang ada di dalam mobil kemudian turun dan mengejar Eko. Eko sempat berhenti dan mengacungkan jari tengah ke arah Iwan dan kawan-kawan.
Peristiwa tersebut, menurut Iwan, sempat tidak dihiraukan olehnya karena korban sudah kabur. Namun karena korban kembali muncul di depan rumah Iwan dan menendang mobil, Iwan marah dan mengejar Eko.
Bertemu di ujung selatan Jalan KS Tubun, keduanya kembali cekcok. Mereka sempat saling berkomunikasi.
"Kamu mati kamu, saya sudah catat plat nomer kamu," kata Iwan menirukan ucapan Eko.
"Saya terus bilang dan memberi arahan gerakan ayo ke kantor polisi. Pintu kaca semua saya buka," jawab Iwan.
Di situ, Eko kembali menendang mobil Iwan hingga membuatnya emosi. Iwan mengaku mengejarnya untuk meminta penjelasan tujuan Eko melakukan itu.
"Hanya ingin mengklarifikasi apa tujuannya. Kalau ada maksud jahat kepada kami, kalau di dekat kantor polisi kan bisa langsung terang benderang," ujar dia.
Namun yang terjadi justru mobil Iwan menabrak motor Eko hingga membuat korban terjatuh. Nyawa Eko pun melayang di tempat kejadian. (bai/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini