"Tidak mungkin (menjadi timses capres). Kalau pengurusnya boleh lah, kalau saya enggak mungkin," ujar Sunanto kepada wartawan usai Muktamar XVII Pemuda Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Kamis (29/11/2018).
Ada alasan tersendiri mengapa Sunanto tidak tertarik mengikuti jejak Ketum PP Pemuda Muhammadiyah periode 2014-2018. Alasannya terkait kontrak politik dan komitmen yang disampaikannya kepada peserta muktamar.
"Bagi saya ini adalah komitmen saya mencalonkan sebagai (Ketum) Pemuda Muhammadiyah, dan komitmen itu harus dijalankan sampai periode ini selesai," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sesuai komitmen Pemuda Muhammadiyah dan itu khittah Muhammadiyah. Saya harap tidak usah lagi dihembuskan, dan enggak usah ngajak saya ke situ. Saya pastikan Pemuda Muhammadiyah tetap berada pada khittahnya Muhammadiyah," ucapnya.
Sunanto sendiri terpilih menjadi Ketum PP Pemuda Muhammadiyah yang baru dalam muktamar ke-XVII. Selain dirinya, dalam muktamar ini juga ditetapkan Sekjen PP Pemuda Muhammadiyah periode 2018-2022, Zulfikar, dan 12 anggota formatur.
Atas posisinya ini, Sunanto berjanji akan melepaskan jabatan di organisasi lain. Sebagaimana diketahui, sebelum ini Sunanto tercatat sebagai Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR).
"Nanti segera ganti itu orangnya (koordinator nasional JPPR). Sebentar lagi, mungkin secepatnya saya akan melakukan munas JPPR," pungkas Sunanto.
Saksikan juga video 'Dahnil Anzar, Mundur dari PNS Demi Prabowo':
(bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini