"Itu sudah pernah saya ajukan agar bisa dibongkar karena kondisinya sudah tak layak huni. Saya ajukan bedah rumah ke pihak kelurahan dan kecamatan," terang Ketua RT Lahmi saat berbincang dengan detikcom, Rabu (28/11/2018).
Pengajuan bedah rumah sendiri, lanjut sang ketua RT, dilakukan sejak 2012. Namun sampai saat ini ternyata belum mendapatkan respons dari pihak Pemkot Palembang.
Tahun berganti, Lahmi terus memasukkan rumah Sumiyadi itu pada program bedah rumah. Setidaknya ada upaya agar dapat direnovasi sementara dan tak berbahaya jika mereka tinggal di rumah tua itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumiyadi sendiri dikenal sebagai buruh lepas oleh warga sekitar. Tapi memang ia lebih sering bekerja sebagai buruh bangunan apabila ada warga yang membangun rumah. Namun tetap saja pekerjaan itu tidak setiap hari dia lakoni.
"Saya lihatnya musiman, tidak tiap hari dia kerja. Kadang saya lihat sudah jadi buruh serabutan di pasar. Kadang juga sudah kerja bangunan, tidak menetap," katanya.
"Saat diusulkan untuk dibedah, kondisi rumah belum separah sekarang. Kalau sekarang ini sudah parah sekali, orang melihatnya aja takut. Apalagi tinggal di rumah itu," katanya lagi.
Selain pengajuan bedah rumah, Lahmi mengaku rumah milik Sumiyadi itu berdiri di atas tanah keluarga. Bahkan rumah tua itu adalah warisan keluarga yang juga tinggal di sekelilingnya.
"Rumah itu warisan orang tua Sumiyadi, tanahnya juga. Tetapi saya sudah tanya kalau mau dibangun ya nggak apa-apa dan keluarganya juga kan tinggal di sekitar rumah Sumiyadi," kata Lahmi menyebut status rumah Sumiyadi.
Sementara itu, beberapa warga sekitar mengatakan rumah tersebut memang sudah sering akan dibongkar. Namun kabar itu tak pernah terealisasi hingga saat ini.
"Saya dengar mau dibongkar itu sudah lama, sudah dari beberapa tahun lalu. Tapi sampai sekarang belum juga ada dibongkar. Ini sudah parah, kalau saya tidak berani tinggal di sana," kata salah satu warga yang tidak ingin disebutkan namanya.
Sebagaimana diketahui, Sumiyadi (53) bersama istri, Nurhasanah, dan putrinya, Ayu Kartika, sudah tinggal di rumah itu sejak mereka menikah. Kondisi rumah tua itu kian memprihatinkan karena sudah nyaris roboh.
Sumiyadi, yang hanya bekerja sebagai buruh lepas, disebut mendapatkan uang hanya cukup untuk makan. Begitu pun istrinya, yang hanya bekerja sebagai buruh cuci pakaian di tempat tetangganya. (ras/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini