Pelayanan yang diberikan termasuk operasi. Hingga pekan kedua beroperasi, rumah sakit itu sudah mengobati sedikitnya 1000 pasien korban bencana alam.
"Awalnya kita ragu untuk datang ke sini, karena sudah dalam masa pemulihan. Tapi ternyata, setelah kita sampai, antusiasme masyarakat korban bencana ternyata sangat besar sekali," kata Kepala Proyek Nusa Waluya II, Stanley Saputra, dikutip dari Antara, Rabu (21/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pembangunan Sekolah untuk Korban Gempa Palu |
Stanley mengatakan, untuk membantu korban bencana di Sulteng, dia mendatangkan 35 kru medis, 11 dokter spesialis, 15 dokter umum, 2 dokter gigi, 10 perawat, dan 1 tenaga medis ahli radiologi.
Sejauh ini Stanley mengaku tidak menemui kendala yang berarti. "Kami berharap ke depan dapat bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)," imbuhnya.
RSA Nusa Waluya II sendiri merupakan rumah sakit apung ketiga yang dimiliki doctorSHARE berbentuk kapal tongkang. Pengadaan rumah sakit itu menelan biaya Rp 10 miliar.
Rumah sakit itu memiliki fasilitas yang cukup memadai. Terdapat ruang UGD, apotek, ruang operasi bedah umum dan kandungan, ruang pasien untuk menginap, ruang bayi dan alat kelengkapan radiologi. Rumah sakit itu sendiri akan berada di Kota Palu hingga akhir Desember nanti, untuk selanjutnya kembali berlayar menuju NTT.
(Materi berita sepenuhnya dikutip dari kantor berita Antara. Berita ini telah dilakukan akurasi data usai mendapatkan klarifikasi dari Panji Arief Sumirat, Koordinator Media dari Yayasan Dokter Peduli (doctorSHARE)- red) (rvk/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini