Saat dikunjungi detikcom di rumahnya di Desa Plosorejo Rt 4 Rw 2 Desa Plosorejo Kecamatan Banjarejo, Blora, putra pertama dari pasangan Suntari (35) dan Rustak (30) ini hanya bisa tergolek lemas di tempat tidurnya.
Ia hanya mengandalkan bantuan dari orang tuanya yang selalu siaga di dekatnya. Jika hendak ke kamar mandi atau sekedar melihat suasana di luar rumah dia harus digendong. Untuk buang air pun ia harus dibantu orang lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau makan harus dengan sayur, kalau nasi saja gak bisa masuk. Kalau makan ya begini suaranya, seperti mengerang", kata Suntari, Ibu Candra kepada detikcom, Rabu (28/11/18).
Suntari menyebut, kondisi ini sudah dialami anaknya sejak lahir. Saat itu Candra lahir dan dirawat di salah satu rumah sakit di Indramayu, Jawa Barat. Tak ada yang mencolok atas kelainan yang diderita Candra saat lahir.
"Waktu lahiran normal, cuma wakti itu ukuran kepala agak kecil. Tapi berat badannya ideal, anaknya juga sehat tidak ada masalah," ceritanya.
![]() |
Pada usia 4 bulan, Candra sempat mengalami demam tinggi lalu diperiksa oleh kepada bidan Desa di Indramayu, Jawa Barat. Suntari bercerita, kala itu Candra disuntik pada bagian kaki oleh bidan tersebut.
Kondisi paling parah terjadi saat Candra berusia 1 tahun. Diceritakan Suntari, Candra berkali-kali mengalami kejang-kejang hebat, hingga menyebabkan tangan dan kakinya kaku. Kondisi tersebut terus berlanjut hingga sekarang.
Baca juga: Aura, Bayi Hydrochepalus Diterima RSCM |
Sementara itu, Rustak ayah Candra mengaku sudah berulang kali memeriksakan anaknya di rumah sakit maupun di pengobatan tradisional saat masih merantau di Indramayu. Saat itu dia memiliki kartu Askes.
![]() |
Namun kini setelah ia dan istri pulang kampung halaman di Blora, anaknya belum pernah menjalani pemeriksaan. Himpitan ekonomi yang memaksa Candra harus sabar menahan penyakit yang dideritanya. Rustak hanya bekerja serabutan sedangkan Suntari tak bisa bekerja karena harus menunggui Candra 24 jam.
"Kalau dulu di Indramayu saya punya Askes, jadi berobat gratis. Tapi sekarang nggak punya. Jadi saya ikhlas saja saya rawat di rumah. Mau berobat juga mahal, nggak ada uang. Saya kerja serabutan, sementara istri saya di rumah merawat Candra," katanya. (sip/sip)