"Dana kemah sudahlah itu urusan polisi, (tapi) begini lho... yang ribuan miliar, yang triliun (malah) dibiarkan," cetus Amien, ditemui wartawan sebelum menghadiri acara silaturahmi Prabowo Subianto bersama warga Muhammadiyah DIY di Hotel Prima Jalan Magelang Km 11, Sleman, Rabu (28/11/2018).
"Saya betul-betul tidak bisa paham, ada tiga megaproyek yang biayanya dari China, namanya reklamasi Teluk Jakarta Rp 300 triliun, kemudian megaproyek Meikarta Rp 280 trilun, kemudian kereta api cepat Jakarta-Bandung Rp 90 triliun, di situ penuh dengan korupsi, menggasak kedaulatan bangsa, nggak ada izin, digasak saja, ini apa-apaan?.. nggak diapa-apakan," tandas Amien melanjutkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amien kemudian membandingkan dengan kasus yang membelit anggota DPRD Malang.
"Tapi kalau teman-teman DPRD Malang ditangkap secara kolektif hanya karena mungkin Rp 12 juta, dan (kasus) lain-lain," ujarnya.
Amien menyebut pemerintahan saat ini tidak pro rakyat kecil.
"Jadi ini rezim saya kira menang tidak bersimpati terhadap rakyat kecil. Bersimpati kepada pemegang apa.. korporasi, nanti saya kasih kuliah untuk ini ya, saya tidak yakin bisa bertahan (rezim saat ini), insyaallah, assalamualaikum, gitu ajalah...," pungkasnya.
Saksikan juga video 'Polisi: Ada Dugaan Mark Up Dana Kemah Pemuda Islam 2017':
(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini