"Karena apa pun namanya, apakah PMP akan dihidupkan kembali atau nanti di-install lagi yang lebih bagus, supaya lebih mengena sebagai dasar negara kita. Karena sekarang perlu ada suatu konseling batasan-batasan bagaimana orang nggak menjadi radikal," kata anggota Fraksi NasDem Choirul Muna di kompleks DPR, Jakarta, Selasa (27/11/2018).
Pria yang akrab disapa Muna itu menjelaskan pentingnya penguatan kembali Pancasila dalam mata pelajaran. Sebab, masih ada masjid-masjid yang terkontaminasi radikalisme.
"Ternyata kontaminasi, yang sudah di-protect pada zaman Pak Jokowi, masih bisa juga ada masjid di BUMN yang terkontaminasi oleh radikalisme. Oleh karena itu, saya mendorong dalam hal penguatan Pancasila sebagai dasar negara ini bisa diimplementasikan lagi di masyarakat," ujar Muna.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kita setuju penguatan Pancasilanya, bukan soal PMP-nya, tetapi bagaimana penguatan Pancasila di masyarakat, ini akan lebih ada di sana. Karena, mohon maaf, memang kemarin itu radikalisme dibiarkan. Nah, sekarang ini ada proteksi. Saya rasa akan lebih bagus," ujarnya.
Dia tak mempermasalahkan terkait PMP yang dianggap mengadopsi pelajaran zaman Orde Baru. Menurutnya, penguatan Pancasila penting karena jangan sampai ada penyimpangan dasar negara.
"Menurut saya, yang dianggap itu zaman apa pun tapi kita nggak berpikir itu karena penguatan Pancasila. Karena kalau nggak didengungkan bahwa ini adalah dasar negara kita, nanti ada lagi orang yang menyusupkan ke sana, mengatakan bahwa kita beragama Islam, kita harus punya dasar agama Islam, dan itu adalah Islam sebagai dasar negara. Ini kan kacau. Ulama sejak dulu mengatakan Pancasila adalah finally untuk negara kita," ungkapnya.
Sebelumnya, Kemendikbud berencana mengembalikan mata pelajaran PMP. Mata pelajaran era Presiden Soeharto itu dianggap penting untuk menguatkan nilai Pancasila.
"PMP akan kita kembalikan lagi karena ini banyak yang harus dihidupkan kembali bahwa Pancasila ini luar biasa buat bangsa kita, itu mungkin yang akan kita lakukan," kata Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Supriano seusai upacara peringatan Hari Guru di gedung Kemendikbud, Jakarta Pusat. (yld/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini