Geram, Keluarga Korban Tinju Muka Pembunuh Sopir GrabCar

Geram, Keluarga Korban Tinju Muka Pembunuh Sopir GrabCar

Raja Adil Siregar - detikNews
Jumat, 23 Nov 2018 13:48 WIB
Pembunuh sopir GrabCar (raja/detikcom)
Palembang - Keluarga korban sopir taksi online GrabCar di Palembang yang tewas dibunuh mengamuk di hadapan Kapolda Sumatera Selatan. Mereka minta pelaku dihukum mati.

Mengamuknya keluarga korban bermula saat Kapolda Sumatera Selatan Irjen Zulkarnain merilis kasus kejahatan pada bulan November. Salah satu kasus yang dirilis di halaman Mapolda Sumsel adalah pembunuhan sopir GrabCar, Sofyan (43).

Istri korban, Fitri, dan orang tua korban hadir menyaksikan proses rilis. Di sela rilis, Kapolda menemui dua pelaku pembunuhan sopir GrabCar, Frans dan Acun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Di hadapan Kapolda, Frans, yang berusia masih 16 tahun tapi sudah memiliki istri dan seorang anak, tiba-tiba menangis. Dia mengaku menyesal atas perbuatannya.

Tak hanya itu, Frans pun mengaku ingin bertemu dengan keluarga korban. Frans ingin meminta maaf dan bersujud di kaki istri dan orang tua korban.

"Saya menyesal, Pak, saya mau meminta maaf sama keluarga korban. Saya minta dimaafkan dan siap menjalani hukuman," kata Frans kepada Kapolda.

Kapolda, yang sempat menolak, akhirnya memberikan izin, tapi dikawal ketat oleh anggota Jatanras Polda Sumsel. Tepat di hadapan istri korban, Frans pun minta maaf.




Keluarga korban yang emosional langsung datang mendekati kedua pelaku yang saat itu diborgol. Istri korban tiba-tiba langsung melayangkan tangan kirinya dan memukul Acun dan Frans.

"Kau sadar tidak, suami aku sudah mati, punya empat anak dan sekarang sudah tidak punya bapak? Enak kali kau cuma mau minta maaf, pembunuh," teriak istri korban saat memukul keduanya.

Permintaan maaf Frans dan Acun pun ditolak keluarga. Keluarga minta kepada Kapolda Sumsel untuk menghukum si pelaku seberat-beratnya. Bahkan, bila perlu, hukuman mati.

"Tolong, Pak, hukum seberat-beratnya. Hukum mati saja orang seperti ini, Pak. Kasihan anak saya, Pak. Mereka ini tak punya hati, biadab," sambung Fitri yang wajahnya mulai memerah dengan mata berkaca-kaca.

Melihat suasana semakin panas, kedua pelaku dan keluarga korban itu akhirnya dipisahkan. Frans menangis saat ditanya mengapa nekat membunuh korban.

"Saya diajak Akbar, saya awalnya hanya ingin main ke kota. Saya belum pernah ke Palembang, ingin melihat Jembatan Ampera, bukan merampok," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Zulkarnain menyebut saat ini ada tiga dari empat pelaku yang telah ditangkap. Ketiganya adalah Ridwan (42), Frans (16), dan Acun (22). Ketiga pelaku merupakan warga Musi Rawas Utara.

"Pelaku ada empat dan sudah tiga yang ditangkap. Satu ditangkap dari tempat persembunyian dan dua menyerahkan diri. Untuk pelaku lain berinisial AK saat ini masih dikejar," kata Kapolda.

Sejauh ini, Kapolda memastikan Sofyan tewas dibunuh para pelaku. Motifnya tak lain adalah menguasai berang-barang korban.

"Motifnya mau menguasai barang milik korban, seperti HP dan mobil dan untuk dijual. Mobilnya sudah kita diamankan," tutup Kapolda.

Sebagaimana diketahui, Sofyan dikabarkan hilang saat membawa penumpang pada Senin (29/10). Keluarga yang kehilangan pun langsung melapor ke SPKT Polda Sumsel.

Mendapat laporan keluarga korban, tim Subdit III Jatanras langsung mengejar dan menangkap salah satu pelaku, RD (42). Namun, kepada penyidik, RD mengaku tidak ingat di mana mayat korban dibuang setelah tewas dicekik.

Polisi langsung mencari mayat korban dan menelusuri rute saat para pelaku membawa kabur mobil. Di Jalan Tanah Muara Langkitan inilah tim menemukan tulang belulang korban. (ras/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads