"Tidak berdampak karena program itu tidak mampir ke Dinas Pertanian sejak lima tahun lalu," tutur Kepala Dinas Pertanian Harmanto kepada wartawan sata di kantor Bappeda, Rabu (21/11/2018).
Harmanto menjelaskan dirinya tidak 'disenggol' untuk program dari Kementerian Pertanian. Pihaknya mengetahui jika program tersebut melakukan percepatan pencapaian target luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas kedelai di sejumlah wilayah.
Namun banyak pula laporan banyaknya benih kedelai yang tidak tumbuh. Sebab, dari benih kedelai yang dikirim sejumlah 62.500 kg dari total 170.550 kg. Banyak yang tidak tumbuh seperti di Sampung, benih kedelai hanya tumbuh 60-75% sedangkan di Sawoo dan Sukorejo hanya tumbuh 20-40%.
"Bahkan di wilayah Siman, Jenangan dan Pulung benih kedelai yang ditanam tidak tumbuh," terang dia.
Menurutnya, perluasan lahan tanaman kedelai merupakan lahan milik Perhutani di wilayah Ponorogo serta prosesnya dikerjakan petani penggarap yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).
"Meski kami tidak ada hubungannya dengan program dari pusat, kita tetap melakukan perluasan area tanaman padi, jagung dan kedelai (pajale)," imbuh dia.
Dari 9 hektare yang ditanam kedelai mampu menghasilkan 2 ton namun cara bertanamnya dengan sistem tumpang sari dengan jagung.
"Kami terus melakukan peningkatan produksi hasil tanaman kedelai di wilayah Ponorogo seperti di daerah Sukorejo, Badegan dan Kauman," tukasnya.
Kejari Ponorogo menahan Wanda Kristina sekaligus sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi penyedia benih kedelai bagi LMDH di Ponorogo. Diduga nilai korupsi Wanda sebesar Rp 1,3 miliar. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini